REPUBLIKA.CO.ID, KOCHI -- Jumlah korban jiwa akibat banjir di Negara Bagian Karnataka, Kerala dan Maharashtra di India hingga Sabtu (10/8) telah naik jadi 95. Sementara itu, hujan lebat dan tanah longsor yang diakibatkannya memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Hujan musim penghujan dari Juni sampai September adalah saluran penting kehidupan buat masyarakat pertanian India, dan memberikan 70 persen curah hujan buat negeri tersebut. Tetapi, hujan juga mengakibatkan kematian dan kerusakan setiap tahun.
Sebanyak 42 orang meninggal di Negara Bagian Kerala di bagian barat-daya India dan lebih dari 100 ribu orang yang terpengaruh telah diungsikan. Sebelumnya, 80 kejadian tanah longsor melanda negara bagian itu dalam dua hari.
"Negara bagian berencana membuka pintu Bendungan Banasurasagar di Kabupaten Wayanad pada pukul 09.30 GMT (16.30 WIB)," kata Kepala Menteri Pinarayi Vijayan selama satu taklimat di Kota Kochi.
Menurut seorang pejabat senior negara bagian, pintu air bendungan itu dibuka sebagian pada Sabtu pagi untuk mengelola permukaan air dan menghindari kerusakan serius. Siaga merah, atau prakiraan kondisi cuaca buruk dan curah hujan parah, telah dikeluarkan buat tujuh dari 14 kabupaten di negara bagian tersebut.
Tahun lalu, Kerala dilanda salah satu banjir paling parah dalam 100 tahun. Lebih dari 200 orang tewas dan lebih dari lima juta orang terpengaruh.