REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan Kim Jong Un menyebut bersedia memulai kembali pembicaraan mengenai program nuklir dan peluru kendali. Korea Utara, tutur Trump, siap berbicara segera setelah pelatihan militer AS-Korea Selatan berakhir.
Sebelumnya, Korea Selatan melaporkan Korea Utara menembakkan apa yang tampak sebagai dua misil jarak pendek. Hal ini diyakini sebagai suatu "unjuk kekuatan" terhadap pelatihan militer tersebut.
Peluncuran-peluncuran rudal sangat dimungkinkan sementara militer Korea Utara menyelenggarakan latihan musim panasnya sendiri, kata para kepala staf gabungan Korea Selatan dalam satu pernyataan. Peluncuran tersebut terjadi beberapa jam setelah Trump mengatakan ia telah menerima sepucuk "surat yang sangat indah" dari Kim.
Trump mengatakan di Twitter pada Sabtu (10/8) bahwa Kim mengeluhkan pelatihan-pelatihan "yang mahal dan konyol" dan ingin bertemu dan mulai negosiasi-negosiasi segera setelah latihan bersama itu berakhir.
In a letter to me sent by Kim Jong Un, he stated, very nicely, that he would like to meet and start negotiations as soon as the joint U.S./South Korea joint exercise are over. It was a long letter, much of it complaining about the ridiculous and expensive exercises. It was.....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 10 Agustus 2019
Korea Utara telah menembakkan serangkaian misil dan roket sejak Kim dan Trump sepakat pada pertemuan 30 Juni untuk menghidupkan kembali pembicaraan pemusnahan senjata nuklir yang mengalami jalan buntu.
Seorang pejabat AS mengatakan sedikitnya sebuah proyektil diluncurkan dan tampaknya serupa dengan peluru-peluru kendali jarak pendek sebelumnya yang ditembakkan oleh Pyongyang.
Dua misil terbang sekitar 400 km pada ketinggian sekitar 48 km, menurut militer Korea Selatan.