REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un siap melanjutkan pembicaraan denuklirisasi. Hal itu dia ungkapkan setelah Pyongyang menembakkan dua rudal jarak dekat pada Sabtu (10/8).
"Saya berharap melihat Kim Jong-un dalam waktu yang tidak lama lagi!," ujar Trump melalui akun Twitter pribadinya. Dia mengatakan Kim telah mengiriminya sepucuk surat.
Dalam surat tersebut, Kim mengatakan ingin bertemu dengan Trump. "Itu juga permintaan maaf kecil untuk menguji rudal jarak pendek dan bahwa pengujian ini akan berhenti ketika latihan (militer AS dan Korea Selatan) berakhir," kata Trump.
AS dan Korsel diketahui sedang melakukan latihan militer bersama. Sebagian besar latihan tersebut disimulasikan komputer sebagai alternatif untuk latihan tahunan berskala besar yang dihentikan guna mempercepat pembicaraan denuklirisasi.
Kim telah mengecam latihan gabungan Korsel dan AS. Menurutnya hal itu bertujuan untuk menggulingkan kepemimpinannya. Merespons latihan tersebut, Korut pun menembakkan rudal jarak pendek. Korsel menduga peluncuran itu bertujuan menguji rudal jarak pendek baru yang sedang dikembangkan Korut.
"Karena kekhawatiran bahwa rangkaian peluncuran Korut dapat meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea, para menteri menyerukan Korut untuk menghentikannya," kata kantor kepresidenan Korsel.
Bulan lalu, Trump dan Kim bertemu di zona demiliterisasi Korea di Panmunjom. Suasana pertemuan terlihat cukup hangat. Trump bahkan sempat melintasi perbatasan dan memasuki wilayah Korut. Ia menjadi presiden AS pertama yang melakukan hal tersebut.
Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi.
Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun. Kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi.