REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada akan menambah lebih dari satu juta imigran hingga 2021. Penduduknya yang hanya 37 juta orang membuat negara yang terletak di ujung benua Amerika tersebut membutuhkan pendatang dari negara lain.
Menteri Imigrasi, Pengungsi, dan Kewarganegaraan Kanada Ahmed Hussen menyambut para pendatang dari negara lain ke negara yang dipimpin oleh Perdana Menterinya Justin Trudeau. "Terima kasih banyak kepada para pendatang yang kami sambut sepanjang sejarah kami, Kanada yang berkembang menjadi negara yang kuat dan bersemangat yang kini kita semua bisa nikmati," ujar Hussen dalam laporan tahunan kepada Parlemen Kanada seperti dilansir ABC News, Ahad (11/8).
Menurutnya, para imigran telah memberikan kontribusi yang tak terukur ke Kanada. Sehingga kesuksesan masa depan Kanada, menurutnya tergantung pada terus memastikan para pendatang disambut serta terintegerasi dengan baik.
Hussen (40 tahun) sendiri merupakan imigran yang melarikan diri ke Kanada dari Somalia yang dilanda perang ketika usianya 16 tahun. Di kala Kanada menerima imigran, tahun lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, tidak ingin menerima imigran dari Haiti atau negara-negara di Afrika.
"Pengalaman saya tidak unik. Sementara Kanada menerima banyak pengungsi tiap tahunnya," kaya Hussen.
Dalam penambahan satu juta imigran selama tiga tahun ke depan, Kanada perlu menyambut sekitar 350 ribu imigran atau kira-kira satu persen dari populasi Kanada saat ini setiap tahunnya, 2019, 2020, hingga 2021.
Kanada merupakan negara dalam hal migrasi terkelola dengan program imigrasi berdasarkan prinsip non-diskriminatif. Warga negara asing diterima di Kanada tanpa memperhatikan ras, kebangsaan, asal etnis, warna kulit, agama, sampai jenis kelamin.
Sekitar satu dari lima warga Kanada saat ini adalah imigran. Lebih dari enam juta orang sudah tiba di Kanada sejak 1990.