Ahad 11 Aug 2019 23:59 WIB

Lima WNI ABK Kapal Berbendera Taiwan Dilaporkan Hilang

Kapal Chuan Yi Tsai No. 1 sudah hilang kontak sejak 4 Agustus.

Anak Buah Kapal (ilustrasi)
Foto: antara
Anak Buah Kapal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) berbendera Taiwan CT4-1103 dilaporkan hilang. Laporan ini dibuat setelah penjaga pantai (coast guard) Taiwan dan Jepang menemukan reruntuhan yang diduga kuat adalah kapal ikan yang dilaporkan hilang pada 6 Agustus 2019.

"Hingga saat ini para ABK WNI belum ditemukan. Upaya SAR terkendala dengan adanya Badai Lekima," kata Pelaksana harian Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha melalui pesan singkat, Ahad (11/8).

Direktorat Perlindungan WNI Kemenlu telah menghubungi para keluarga ABK dan akan terus melaporkan perkembangan terakhir. Lima ABK WNI dan seorang kapten kapal asal Taiwan dikhawatirkan hilang di laut setelah sebuah kapal terbalik ditemukan di perairan dekat Kepulauan Diaoyutai oleh penjaga pantai Taiwan, Rabu (7/8).

Kapal Chuan Yi Tsai No. 1 meninggalkan Pelabuhan Wushi di Yilan, Taiwan timur laut pada 2 Agustus, menuju perairan lepas pantai timur Taiwan, kata pemiliknya. Kapal itu semula dijadwalkan kembali pada 4 Agustus, tetapi sudah tidak ada kontak sejak pukul 1 malam pada hari yang sama.

Lokasi terakhir kapal yang diketahui adalah 19 mil laut di sebelah timur Suao Township, Yilan. Coast Guard Administration (CGA) Taiwan dan rekan-rekan Jepang mereka mengirim kapal dan helikopter untuk mencari kapal yang hilang.

Setelah menerima informasi dari penjaga pantai Jepang, sebuah kapal patroli CGA menemukan sebuah kapal penangkap ikan terbalik dua dan mengambang di perairan dekat Kepulauan Diaoyutai sekitar pukul 7 pagi hari Rabu. Meskipun kapal patroli tidak dapat mengkonfirmasi apakah kapal terbalik itu adalah Chuan Yi Tsai No. 1, karena visibilitas yang buruk, sebuah jaket pelampung dengan nama mantan kapal dalam karakter tradisional Cina ditemukan di tempat kejadian.

Kapal CGA harus meninggalkan tempat karena angin kencang dan laut yang bergejolak, seiring Topan Lekimayang mendekat. Misi pencarian dan penyelamatan akan dilanjutkan segera setelah cuaca memungkinkan, kata CGA seperti dilaporkan CNA.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement