Senin 12 Aug 2019 04:46 WIB

Unjuk Rasa Hong Kong Ancam Industri Wisata dan Disney Land

Hong Kong menghadapi krisis ekonomi yang lebih buruk daripada wabah SARS dulu

Pengunjuk rasa menentang penangkapan rekannya yang berdemo menggunakan laser di Hong Kong, Rabu (7/8). Polisi Hong Kong menggolongkan laser sebagai senjata berbahaya karena bisa merusak mata.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pengunjuk rasa menentang penangkapan rekannya yang berdemo menggunakan laser di Hong Kong, Rabu (7/8). Polisi Hong Kong menggolongkan laser sebagai senjata berbahaya karena bisa merusak mata.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kamar hotel kosong, toko-toko terus berjuang, dan gangguan juga mencakup ke Disneyland Hong Kong. Protes selama berbulan-bulan di Hong Kong telah berdampak besar pada industri pariwisata.

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, telah memperingatkan bahwa pusat keuangan internasional itu menghadapi krisis ekonomi yang lebih buruk, daripada wabah SARS pada 2003 yang melumpuhkan Hong Kong. Selain itu juga kondisi ini melebihi krisis keuangan pada 2008.

"Situasi kali ini lebih parah. Dengan kata lain, pemulihan ekonomi akan memakan waktu yang sangat lama," kata Lam dilansir Channel News Asia, Ahad (11/8).

Sektor swasta, khususnya industri pariwisata, telah mulai menghitung biaya lebih dari dua bulan demonstrasi. Unjuk rasa yang terjadi menentang RUU yang memungkinkan ekstradisi ke China telah berubah menjadi gerakan pro-demokrasi yang lebih luas.

Tingkat hunian hotel disebutkan turun dalam persentase dua digit, seperti juga kedatangan pengunjung pada Juli.  Pemesanan tur kelompok dari pasar jarak pendek telah merosot hingga 50 persen.

"Dalam beberapa bulan terakhir, apa yang terjadi di Hong Kong memang menempatkan mata pencaharian masyarakat lokal serta ekonomi dalam situasi yang mengkhawatirkan, atau bahkan berbahaya," ucap  sekretaris Hong Kong untuk perdagangan dan pembangunan ekonomi, Edward Yau.

Industri pariwisata kota itu berada dalam ancaman. "Saya pikir situasinya semakin dan semakin serius," kata ketua Dewan Industri Perjalanan Hong Kong, Jason Wong.

Dampaknya begitu buruk, sehingga agen perjalanan mempertimbangkan untuk menempatkan stafnya melakukan cuti yang tidak dibayar.

Di samping itu, gambar-gambar bentrokan yang semakin keras antara demonstran bertopeng dan polisi yang menembakkan gas air mata di jalan-jalan kota telah menjadi berita utama global. Para demonstran mengumumkan demonstrasi baru sepanjang Agustus saat mereka mendesak tuntutannya.

Seorang juru bicara Badan Pariwisata Hong Kong mengatakan, jumlah pemesanan ke depan pada  Agustus dan September telah turun secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa jumlah korban ekonomi akan bertahan selama musim panas.

Serangkaian peringatan perjalanan yang dikeluarkan oleh negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS), Australia dan Jepang, kemungkinan akan menambah kesengsaraan industri ini.

Penurunan kedatangan telah berpengaruh pada maskapai penerbangan Hong Kong Cathay Pacific. Mereka juga terpaksa membatalkan penerbangan pekan ini dalam pemogokan umum yang menyebabkan kekacauan di kota itu.

Bahkan Disneyland Hong Kong telah terpukul. "Kami telah melihat dampak dari protes. Pasti ada gangguan. Itu memengaruhi kunjungan kita ke sana," kata CEO Disney Land Hong Kong, Bob Iger.

Sektor ritel juga terkena imbas oleh penurunan kedatangan pengunjung yang mencari barang murah. Toko-toko kerap terpaksa menutup selama protes, dan terkadang setiap hari.

Para ahli mengatakan krisis ini memperparah kemerosotan ekonomi yang sudah dialami Hong Kong sebagai akibat terperangkap dalam perang dagang AS-China. "Kami selalu berpandangan ini juga akan berlalu. Tapi sekarang sepertinya setiap akhir pekan kami menghadapi eskalasi lebih lanjut," kata managing partner Valour Markets, Stephen Innes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement