REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi Hong Kong kembali bentrok dengan pengunjuk rasa anti-pemerintah. Dalam demonstrasi pekan ke-10 ini polisi menembakkan gas air mata di seluruh penjuru kota. Termasuk stasiun kereta yang ditutup.
Di lansir dari BBC, Senin (12/8) di distrik Wan Chai, pengunjuk rasa melemparkan bom molotov dan batu bata ke polisi yang membalasnya dengan pukulan tongkat. Sejumlah orang termasuk seorang petugas polisi terluka dalam bentrok-bentrokan tersebut.
Di sebuah stasiun kereta polisi juga menembak pengunjuk rasa dengan peluru karet dari jarak dekat. Demonstran dipukuli dengan tongkat ketika hendak naik eskalator.
Tidak ada tanda-tanda kerusuhan yang awalnya dipicu undang-undang ekstradiksi dua bulan lalu akan berakhir. Kedua belah pihak mempertegas sikap mereka.
Walaupun pemerintah Hong Kong sudah mencabut rancangan perubahan undang-undang ekstradiksi yang membuat tersangka dapat diadili di China. Tapi pengunjuk rasa masih masih menggelar demonstrasi dengan tuntutan yang lebih besar lagi.
Pengunjuk rasa ingin ada penyelidikan indepeden kasus kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mereka. Demonstran juga menuntut Kepala pemerintahan Hong Kong Carrie Lam untuk mundur.
Bentrokan pada pekan ini berawal di unjuk rasa yang damai di Taman Victoria pada Sabtu (11/8) ketika para demonnstran pindah dan berjalan menujuk jalan raya. Walaupun polisi sudah melarangnya. Ada beberapa konfrontasi di beberapa di distrik.
Distrik perbelanjaan Tsim Sha Tsui dipenuhi asap gas air mata. Sebuah gambar yang di tersebar di media sosial memperlihatkan mata seorang perempuan yang katanya ditembak peluru karet bersimbah darah.