Senin 12 Aug 2019 08:31 WIB

Pencipta Xbox Sukses Bikin Roti dari Ragi Era Mesir Kuno

Roti dari ragi era Mesir kuno dibuat menggunakan artefak berusia ribuan tahun.

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Penampakan roti dari ragi era Mesir kuno.
Foto: Daily sabah
Penampakan roti dari ragi era Mesir kuno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pencipta Xbox, Seamus Blackley, berhasil membuat roti dengan menggunakan ragi berusia 4.500 tahun yang diekstraksi dari artefak Mesir kuno. Menariknya bahan-bahan itu dimasak dengan teknik memanggang modern. Melalui media sosialnya, Blackley membagikan bagaimana membuat roti itu. 

Setelah bekerjasama dengan para ahli biologi, egyptologi dan pakar museum, Blackley kemudian mengekstraksi ragi itu dalam tembikar Mesir kuno. 

Baca Juga

“Ragi adalah mikroorganisme yang luar biasa, dia bisa bertahan hidup  di luar angkasa dan juga di ruang hampa. Anda bisa membentuknya, dan dapat berhibernasi selama ribuan tahun,” kata Blackley seperti  dilansir Daily Sabah pada Sabtu (10/8).  

Blackley meminjam pot kuno dari Boston Museum dan dan Harvard Peabody Museum setelah dirinya dapat meyakinkan pihak museum bahwa percobaannya tak akan membahayakan artefak kuno. Usai mengekstraksi ragi, Blackly mengkombinasikamnya dengan biji-bijian kuno, air, dan minyak zaitun untuk membuat adonan.  

“Keraknya ringan dan lapang, terutama untuk roti yang terbuat dari 100 persen biji-bijian kuno. aroma dan rasanya luar biasa. Saya emosional. Ini benar-benar berbeda, dan Anda dapat dengan mudah membedakannya bahkan jika Anda bukan penggemar roti. Ini sangat menarik, dan saya sangat kagum itu berhasil,” katanya. 

Ini bukan pertama kalinya ada orang menciptakan kembali makanan berusia 4.000 tahun. Pada 2015, tim arkeologi Turki menggali situs kuno Alacahoyük, salah satu pusat paling penting dari peradaban Het kuno.

Para arkeolog memasak kue-kue milik masakan Het yang berasal dari 4.000 tahun yang lalu. Makanan yang ditemukan pada tablet Hittite dimasak tanpa teknologi atau peralatan modern. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement