Senin 12 Aug 2019 10:32 WIB

Ratusan Warga Kashmir Protes ke Pemerintah India

Pakistan menurunkan hubungan diplomatik dengan India hingga menangguhkan perdagangan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Mahasiswa Pakistan membakar poster Perdana Menteri India Narendra Modi menentang pencabutan status otonomi Kashmir di Lahore, Pakistan, Rabu (7/8).
Foto: AP Photo/K.M. Chaudary
Mahasiswa Pakistan membakar poster Perdana Menteri India Narendra Modi menentang pencabutan status otonomi Kashmir di Lahore, Pakistan, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Ratusan warga melakukan aksi protes di kota utama Kasmir, Srinagar, Ahad (11/8) waktu setempat. Warga protes terhadap keputusan India yang mengekang otonomi Kashmir dilakukan usai shalat Idul Adha.

Warga Kashmir yang marah berkumpul di sebuah masjid lingkungan Soura, Srinagar setelah shalat Id. Mereka mulai meneriakkan slogan-slogan anti-India.

Para pengunjuk rasa membawa spanduk besar bertuliskan "Berlakukan Pasal 35A" (mengacu pada ketentuan konstitusi yang dicabut India pekan lalu). Banyak wanita dan gadis berjilbab berwarna mengikuti para pria berbaris turut memprotes Pemerintah India.

"Apa yang kita inginkan? Kebebasan! Kapan kita menginginkannya? Sekarang!" teriak kerumunan warga. Beberapa dari mereka mengangkat tulisan dari kertas, termasuk yang bertuliskan: "Modi, Kashmir bukan milik ayahmu."

Demonstrasi di Soura Ahad mengikuti protes yang jauh lebih besar di daerah yang sama pada Jumat oleh pemuda pro-kemerdekaan yang berbaris sebelum dibubarkan oleh polisi menggunakan gas air mata. Reuters melaporkan setidaknya 10 ribu orang terlibat dalam protes Jumat di Soura. Sumber resmi lain pada Sabtu memberi Reuters perkiraan yang sama.

Direktur Jenderal Polisi Jammu dan Kashmir Dilbag Sigh mengatakan, antara 1.000 dan 1.500 orang kembali dari shalat di masjid-masjid pada Jumat ketika oknum mulai melempari pihak keamanan dengan batu. "Yang terjadi Jumat adalah reaksi terhadap pelemparan batu oleh oknum, sehingga satu atau dua putaran gas air," kata Singh.

Ia menambahkan empat hingga lima orang menderita luka-luka. Para pemimpin di Kashmir telah memperingatkan reaksi terhadap pengucilan otonomi di wilayah gerilyawan yang telah berperang melawan pemerintah India selama hampir 30 tahun yang mengakibatkan kematian lebih dari 50 ribu orang. Meski demikian, Kementerian Dalam Negeri India tidak menanggapi permintaan komentar soal protes terbaru.

photo

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement