Senin 12 Aug 2019 12:48 WIB

Guaido: Maduro Siapkan Langkah Pembubaran Legislatif

Hal ini dinilai berpotensi meningkatkan krisis politik di negara kaya minyak itu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro saat peringatan Angostura Discour Bicentennial di Ciudad Bolivar, Venezuela (15/2).
Foto: EPA
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro saat peringatan Angostura Discour Bicentennial di Ciudad Bolivar, Venezuela (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido mengatakan pemerintahan presiden Nicolas Maduro tengah mempersiapkan membubarkan legislatif yang turut dijalankan oleh oposisi serta menyerukan pemilihan legislatif baru. Hal ini dinilai berpotensi meningkatkan krisis politik di negara kaya minyak itu.

Guaido yang juga menjabat kepala Kongres legislatif mengatakan, keputusan Maduro akan dibuat pada Senin (12/8) waktu setempat oleh Majelis Konstituante. Majelis itu dikendalikan oleh Partai Sosialis yang berkuasa. Guaido mengatakan, langkah ini dapat melibatkan lebih banyak penangkapan para legislator.

Baca Juga

Langkah ini juga memungkinkan memicu kritik terhadap Maduro di internasional yang dapat menghentikan dialog yang dimediasi Norwegia antara pemerintah dan oposisi Guaido guna mencapai solusi negosiasi dalam kebuntuan politik di Venezeula. "Besok mereka berniat membubarkan parlemen, mengadakan pemilihan baru parlemen secara ilegal bahkan memulai penangakapan massal terhadap para legislator," kata Guaido.

"Jika mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan besok, hasilnya akan menjadi fase konflik yang meningkat," kata Guaido.

Partai Sosialis No. 2 Diosdado Cabello, kepala Majelis Konstituante, mengonfirmasi di Twitter bahwa sesi pembubaran legislatif direncanakan untuk besok. Dia malah seperti mengejek Guaido dengan mengatakan "jika Anda takut, belilah seekor anjing."

"Sepertinya kita sedang mengalami krisis keadilan dan cacing-cacing pengkhianat ini yang pergi dalam penyerbuan," tulis Cabello melalui akun resmi Twitter-nya.

Guaido yang meminta konstitusi pada Januari untuk menjadi presiden, mengatakan pemilihan kembali Maduro pada tahun 2018 adalah penuh kepalsuan. Guaido seperti diketahui telah diakui oleh lebih dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat, sebagai presiden sah Venezuela.

Sementara para pendukung pemerintah telah melakukan serangan di luar markas majelis dalam beberapa bulan terakhir. Setidaknya 21 deputi telah meninggalkan negara itu, ditangkap, atau meminta suaka di kedutaan untuk menghindari penahanan.

Maduro mengatakan Guaido akan diadili karena mendukung putaran terakhir sanksi AS, termasuk memblokir semua transaksi komersial dengan pemerintah Venezuela dan membekukan asetnya di Amerika Serikat, Sabtu. Maduro juga meminta Cabello pekan lalu untuk memulai serangan terhadap pengkhianat di legislatif.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement