Senin 12 Aug 2019 13:46 WIB

Rekonstruksi Situs Budaya di Nepal Capai 40 Persen

Rekonstruksi situs budaya Nepal dilakukan pascagempa 2015.

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Kasthamandap, salah satu situs budaya di Nepal.
Foto: Wikipedia
Kasthamandap, salah satu situs budaya di Nepal.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU — Sekitar 40 persen bangunan situs warisan dunia yang rusak akibat gempa besar pada 2015 lalu di Nepal telah selesai direkonstruksi. Hal ini dilaporkan National Reconstruction Authority (NRA) pada Ahad (11/8).  

NRA mengatakan secara keseluruhan ada 891 monumen budaya dan arkeologis di Nepal yang rusak akibat bencana alam tersebut. Rekonstruksi 380 situs telah dilakukan, termasuk 96 di antaranya yang merupakan situs warisan dunia dan 284 dikategorikan dalam situs budaya lainnya di negara Asia Selatan tersebut.  

Baca Juga

Sebanyak 2,12 Rs (Rupee Nepal) atau 18,66 juta dolar AS telah dihabiskan untuk rekonstruksi monumen budaya dan arkeologis yang rusak di Nepal dalam empat tahun terakhir. NRA mengatakan telah mengintensifkan tugas rekonstruksi warisan budaya.   

“Tetapi pembangunan belum dilakukan secepat untuk sektor lainnya di Nepal seperti infrstruktur, sekolah, atau rumah sakit,” ujar Sekretaris Bersama dan juru bicara NRA, Pitammbar Ghimire, dilansir //Xinhua//, Ahad (11/8).  

Ghimire menjelaskan, rekonstruksi situs warisan budaya dan arekologis, memiliki sejumlah tantangan. Diantaranya adalah untuk mempertahankan keaslian warisan yang kaya dengan nilai-nilai budaya dan sejarah, serta ketersediaan tenaga kerja terampil dalam seni dan arsitektur, hingga ketersediaan bahan konstruksi tradisional.  

"Rekonstruksi situs kuno dan kaya budaya membutuhkan kerja sama dari komunitas lokal dan pakar arkeologi juga. Kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa segera," jelas Ghimire. 

Dalam koordinasi dengan NRA, Departemen Arkeologi Nepal terlibat penuh dalam rekonstruksi situs warisan. Pihaknya mengatakan prinsip-prinsip arkeologi harus dipenuhi dalam hal ini, seperti hanya menggunakan batu bata dan kayu tradisional dalam konstruksi, untuk mempertahankan keaslian dan menghindari bahan konstruksi modern.  

Menurut Damodar Gautam, Direktur Jenderal di Departemen Arkeologi Nepal, setidaknya 150 situs warisan dunia akan dibangun pada tahun fiskal saat ini, yang anggarannya telah dialokasikan. Masih dua tahun tersisa untuk menyelesaikan proses rekonstruksi tersebut secara keseluruhan. 

Situs warisan utama yang sedang direkonstruksi di Nepal saat ini adalah Kasthamandap dan Menara Sembilan Lantai yang terletak di Hanumandhoka Durbar Square, Menara Dharahara Sembilan Lantai, kuil Machhindranath, Ranipokhari atau dikenal sebagai Queen's Pond. Selain sumber daya internal pemerintah, monumen sedang direkonstruksi dengan bantuan berbagai negara lainnya seperti Cina, India, Amerika Serikat (AS), Jepang, Swiss dan Sri Lanka. 

Menurut penilaian kebutuhan pascabencana yang dilakukan Komisi Perencanaan Nasional, Nepal menghadapi kerugian finansial sekitar Rs 806 miliar akibat gempa. Jumlah ini lebih dari sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) atau nilai pasar semua barang dan jasa yang diperoleh negara itu.

   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement