Rabu 14 Aug 2019 05:21 WIB

Tidak Hanya Indonesia, Ekonomi Sejumlah Negara Asean Ini Ikut Lesu Akibat Perang Dagang

Singapura baru-baru ini memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional

Rep: deutsche-welle/ Red:
Tidak Hanya Indonesia, Ekonomi Sejumlah Negara Asean Ini Ikut Lesu Akibat Perang Dagang
Tidak Hanya Indonesia, Ekonomi Sejumlah Negara Asean Ini Ikut Lesu Akibat Perang Dagang

Singapura baru-baru ini memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional negara itu selama setahun penuh. Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang terlihat kian memburuk dan adanya data yang telah dikonfirmasi terkait pertumbuhan ekonomi yang paling lamban selama satu dekade. Kekhawatiran akan timbulnya resesi di negara kota ini pun meningkat.

Pemerintah Singapura memangkas kisaran prediksi pertumbuhan ekonomi menjadi 0,0 hingga 1,0 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,5 hingga 2,5 persen. Berdasarkan catatan kantor berita AFP, pertumbuhan ekonomi Singapura pada 2018 mencapai 3,2 persen.

Koreksi atas proyeksi ekonomi Singapura ini pun menambah kekhawatiran global tentang dampak meningkatnya proteksionisme terhadap ekspor dan produksi. Memburuknya prospek global telah mendorong sejumlah bank sentral dari berbagai negara untuk memotong suku bunga dan mempertimbangkan stimulus yang tidak konvensional guna melindungi ekonomi mereka.

"Pertumbuhan PDB di banyak pasar permintaan akhir utama Singapura di paruh kedua 2019 diharapkan melambat atau mirip dengan yang tercatat di paruh pertama," demikian ungkap Kementerian Perdagangan Singapura dalam sebuah pernyataan pada Selasa (13/08) seperti dikutip dari Reuters.

Kementerian juga menandai sejumlah faktor yang dinilai riskan terhadap ekonomi termasuk situasi politik Hong Kong, sengketa perdagangan Jepang-Korea, perang tarif antara Cina dan AS, perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina dan Brexit.

"Dengan adanya ketegangan perdagangan antara AS-China yang diperkirakan tidak mereda dalam waktu dekat, kami memprediksi sektor ekspor dan layanan yang terkait perdagangan akan mendorong ekonomi ke dalam resesi teknis di Q3," ujar Sian Fenner, pemimpin ekonom untuk wilayah Asia di Oxford Economics kepada Reuters.

Stagnasi semester kedua di Malaysia

Di negara jiran, Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng mengatakan pertumbuhan ekonomi negara itu diperkirakan mendatar pada posisi 4,5 persen dari Produk Domestik Bruto pada semester kedua 2019. Angka ini menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama pada semester pertama tahun ini.

Dikutip dari situs berita Free Malaysia Today, Menteri Lim mengatakan bahwa perekonomian Malaysia saat ini lebih ditentukan oleh faktor eksternal dibandingkan faktor domestik.

"Ini adalah kenyataan yang harus kita terima, dan tantangan kita adalah membuat paket (kebijakan) guna melawan dampak perang perdagangan AS-Cina," ujar Lim seperti dikutip dari Free Malaysia Today, Selasa (13/08).

Ia merujuk efek perang dagang AS-Cina yang juga membuat perekonomian Singapura lesu, dan masih merasa optimis jika perekonomian Malaysia tidak akan terkontraksi hingga 3,3 persen.

Berharap pada investasi asing

Lebih lanjut Menteri Lim menegaskan bahwa Malaysia tidak bisa hanya bergantung pada angka-angka PDB saja untuk mengatasi masalah perang dagang ini.

Satu-satunya cara untuk mengatasi keadaan ini adalah menarik lebih banyak investasi asing. Ia pun mengatakan akan memimpin sebuah delegasi ke Shenzhen, Cina, pada minggu depan untuk menarik lebih banyak investasi ke Malaysia.

Bank Negara Malaysia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berkisar antara 4,3 hingga 4,8 persen, didorong oleh pertumbuhan konsumsi dan aktivitas sektor swasta.

Ekspor Thailand anjlok

Seperti dikutip dari laman situs berita Thailand, thaivisa.com, Juru Bicara Pemerintah Thailand, Narumon Pinyosinwat, mengungkapkan pada Selasa bahwa Perdana Menteri Thailand dan Menteri Pertahanan Jenderal Prayut Chan-o-cha menyatakan keprihatinannya mengenai dampak situasi global pada perekonomian Thailand.

Chan-o-cha dikatakan telah memerintahkan badan-badan terkait untuk melaporkan data mengenai masalah ekonomi untuk dibahas di pertemuan menteri-menteri ekonomi mendatang.

Sektor ekspor Thailand ikut melesu akibat perlambatan ekonomi global dan perang dagang sejak awal 2018. Nilai ekspor negara itu selama lima bulan pertama 2019 pun turun sebesar 2,7 persen.

Namun penurunan ini lebih kecil dibandingkan di negara-negara lain seperti Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari – Juni 2019 mencapai 80,32 miliar dolar AS atau menurun 8,57 persen dibanding periode yang sama 2018.

ae/hp (berbagai sumber)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement