REPUBLIKA.CO.ID, TUVALU -- Perwakilan negara di kawasan Pasifik dalam pertemuan di Tuvalu mendesak Australia berhenti membuka lahan baru untuk tambang batu bara, Selasa (13/8). Hal itu bertujuan mengurangi emisi dan dampak perubahan iklim.
Menurut para petinggi itu, bantuan dana dari pemerintah Australia yang digelontorkan ke negara-negara di wilayah Pasifik bukan solusi konkret menanggulangi dampak perubahan iklim. Australia tetap mempertahankan industri tambang batu bara yang beremisi tinggi dan tidak ramah lingkungan.
Sebelum mendatangi pertemuan di Tuvalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Senin, mengatakan berencana menyalurkan bantuan dana senilai 339 juta dolar AS atau setara dengan Rp 4,85 triliun guna membiayai pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan dan program penanggulangan dampak perubahan iklim di negara-negara kawasan Pasifik.
Namun, menurut pemimpin negara-negara di kawasan, Australia tak dapat melanjutkan industri batu baranya walaupun telah memberi bantuan dana ke negara-negara yang terdampak perubahan iklim. Para pemimpin negara di Pasifik berpendapat dampak perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan negara-negara kepulauan di Pasifik.
Dampak perubahan iklim dan pemanasan global dapat menyebabkan es di kutub mencair, meningkatkan tinggi permukaan air laut sehingga negara kepulauan di kawasan berpotensi tenggelam. "Banyaknya uang yang disediakan (pemerintah Australia) tak jadi alasan bagi negara itu tak melakukan tindakan yang benar, yaitu mengurangi emisi dan berhenti menambang batu bara," kata Perdana Menteri Tuvalu Enele Sopoaga yang turut didaulat sebagai Ketua Pertemuan Negara-Negara Kepulauan di Pasifik (Pacific Small Islands States Meeting).
Pemimpin negara-negara kecil di wilayah Pasifik bertemu di ibu kota Tuvalu, Funafuti sebelum menghadiri pembukaan Forum Negara Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum) pada Selasa. Forum itu akan dihadiri oleh PM Australia Scott Morrison.
Pemerintah Australia pada 2016 berkomitmen mengurangi kadar emisi sebanyak 26-28 persen dari 2005 sampai 2030. Namun, beberapa negara di Pasifik mengkritisi langkah Australia karena pencapaiannya mengurangi emisi dihitung bukan dari tahun negara itu menyatakan komitmennya pada 2016.
Pemerintah Australia menjelaskan tak akan menutup tambang batu bara karena perekonomian negara bergantung pada industri itu. "Australia telah memenuhi janji, dan akan terus berkomitmen (mengurangi emisi)," kata PM Morrison saat ditanya langkah tak konsisten negaranya memberi bantuan pelestarian lingkungan, tetapi tetap memberi izin tambang batu bara ke Adani Group.
Menurut Morrison, komitmen Australia mengurangi emisi juga akan disampaikan ke pemimpin negara-negara di kawasan melalui Forum Negara Kepulauan Pasifik. Pendirian Australia mempertahankan industri batu baranya sempat menimbulkan ketegangan dengan negara-negara tetangga.
Sikap pemerintah Australia itu dinilai mirip dengan langkah China yang juga menyalurkan bantuan dana ke negara-negara Pasifik untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Namun, bantuan dana dari China itu dinilai hanya jadi strategi untuk mendekat dengan negara-negara di Pasifik.