Rabu 14 Aug 2019 02:54 WIB

Trump: Situasi di Hong Kong Sangat Rumit

Trump berharap situasi di Hong Kong menghasilkan yang terbaik untuk semua pihak.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Demonstran saat melakukan aksi duduk di terminal kedatangan di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong, Senin (12/8). Semua penerbangan yang tersisa dibatalkan.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Demonstran saat melakukan aksi duduk di terminal kedatangan di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong, Senin (12/8). Semua penerbangan yang tersisa dibatalkan.

REPUBLIKA.CO.ID, MORRISTOWN -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa situasi di Hong Kong saat ini cukup rumit. Namun, ia berharap situasi tersebut akan menghasilkan yang terbaik untuk semua pihak termask Cina, dan untuk kebebasan tanpa ada yang terluka atau terbunuh. 

"Ini situasi yang sangat sulit. Saya pikir itu akan berhasil dan saya harap keberhasilan itu akan terjadi, demi kebebasan. Saya harap ini akan berhasil untuk semua orang, termasuk Cina. Saya harap ini berhasil dengan damai," kata Trump, saat kunjungannya ke Morristown, New Jersey, Selasa (13/8). 

Baca Juga

Trump mengutip intelijen AS yang mengatakan pemerintah Cina memindahkan pasukannya ke perbatasan Hong Kong. Namun, tidak dijelaskan maksud Trump soal apakah pasukan tersebut baru datang atau memang sebelumnya sudah berada di lokasi dan diberitakan di media. 

"Intelijen kami menginformasikan bahwa pemerintah Cina memindahkan pasukan ke perbatasannya dengan Hong Kong. Semua orang seharusnya sudah tenang dan aman," kata Trump. 

Sebelumnya, media pemerintah Cina melaporkan pada Ahad lalu, bahwa negara tersebut sudah mengumpulkan polisi bersenjata dan melakukan latihan di Shenzhen. Hal ini menambah kekhawatiran Beijing mungkin secara langsung ikut campur tangan untuk memadamkan protes di Hong Kong. 

Garnisun Tentara Pembebasan Rakuat di Hongkong baru-baru ini juga merilis video. Di dalam video tersebut, ditunjukkan pasukan sedang melakukan latihan anti huru-hara terhadap pengunjuk rasa. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement