Rabu 14 Aug 2019 05:53 WIB

Inggris Dorong Penyelesaian Damai Terkait Situasi Hong Kong

Diharapkan tidak ada lagi kekerasan di lokasi unjuk rasa di Hong Kong.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Penumpang telantar di terminal keberangkatan di Bandara Internasional Hong Kong di Hong Kong, Selasa (13/8).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Penumpang telantar di terminal keberangkatan di Bandara Internasional Hong Kong di Hong Kong, Selasa (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris ikut berbicara mengenai protes dan kekerasan yang terjadi di Hong Kong. Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab mendorong dilakukannya dialog karena situasi di Hong Kong kian memanas khususnya setelah terjadi bentrokan antara polisi dan para demonstran di bandara. 

"Rasanya mengkhawatirkan, ketika melihat apa yang terjadi di Hong Kong dan foto-foto bentrokan antara polisi dan demonstran di bandara," kata Raab, di akun Twitternya, Selasa (13/8). 

Baca Juga

Ia berharap, selanjutnya tidak ada kekerasan yang terjadi sehingga harus melukai orang yang berada di lokasi unjuk rasa. "Kami mengutuk kekerasan yang terjadi, dan mendorong dilakukannya dialog yang konstruktif untuk menemukan jalan keluar yang damai untuk semuanya," kata Raab. 

Situasi di Hong Kong kian memanas setelah bentrokan terjadi di Bandara Internasional Hong Kong pada Selasa (13/8) malam. Bentrokan pecah di malam hari antara polisi dengan pengunjuk rasa setelah seorang pria yang terluka dibawa keluar dari terminal utama oleh petugas medis. 

Beberapa kendaraan polisi diadang oleh pengunjuk rasa, dan polisi anti huru-hara masuk, mendorong beberapa pengunjuk rasa masuk kembali. Polisi tersebut juga sesekali menggunakan semprotan merica. 

Menurut AFP, seorang pria yang terluka tersebut diyakini oleh pengunjuk rasa sebagai seorang perwira polisi yang menyamar. Oleh sebab itu, para pengunjuk rasa mengepungnya selama lebih dari dua jam di dalam bandara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement