REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Media Pemerintah Cina meminta Beijing untuk turun tangan menangani aksi protes di Hong Kong dengan lebih tegas. Salah satu wartawan dari surat kabar terbesar yang didukung pemerintah Cina, diketahui tertangkap dalam aksi protes di Bandara Internasional Hong Kong.
Pengunjuk rasa sempat menahan seorang reporter dari surat kabar Global Times Cina. Editor Global Times, Hu Xijin mengatakan salah satu reporter surat kabar diselamatkan oleh polisi setelah diikat oleh demonstran.
"Reporter GT Fu Guohao telah diselamatkan oleh polisi dan dikirim ke rumah sakit. Kami masih memantau kondisi cederanya," kata Hu dalam Twitternya, Rabu (14/8).
The Global Times melaporkan pada Senin bahwa Polisi Bersenjata Rakyat Cina berkumpul di kota tenggara Shenzhen. Hal itu memicu spekulasi kemungkinan intervensi di Hong Kong. Halaman depan surat kabar People's Daily melaporkan bahwa Partai Komunis mengatakan, Hong Kong telah mencapai titik kritis.
"Menggunakan pedang hukum untuk menghentikan kekerasan dan memulihkan ketertiban adalah tugas yang paling penting dan mendesak bagi Hong Kong!" ujar laporan dari People's Daily.
Seorang peneliti Universitas Shenzen mengatakan kepada China Daily, pemerintah pusat harus menangani masalah Hong Kong dengan tegas. Di sisi lain, media pemerintah Cina tidak lagi menyerukan aksi militer untuk menangani aksi protes. Media pemerintah Cina juga menyampaikan dukungan untuk polisi Hong Kong. Mereka menggambarkan aksi protes yang terjadi di Hong Kong selama dua bulan terakhir sangat memalukan.
"Kami juga mendukung polisi Hong Kong!" kata sebuah unggahan di akun resmi Weibo milik People's Daily yang telah diunggah ulang lebih dari 500 ribu kali.
Beberapa reaksi pada platform media sosial Cina menyerukan Beijing untuk campur tangan dalam menangani aksi protes di Hong Kong. Sementara yang lainnya mendesak para demonstran untuk tenang.