REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- CEO Cathay Pacific, Rupert Hogg mengundurkan diri Jumat (16/8). Pengunduran Hogg ini sebagai buntut dari partisipasi karyawan maskapai asal Hong Kong tersebut dalam protes antipemerintah.
Paul Loo, kepala pelanggan dan pejabat komersial Cathay, yang merupakan salah satu dari deputi Hogg yang berusia 57 tahun, juga mengundurkan diri. "Ini merupakan minggu-minggu yang menantang bagi maskapai ini dan benar bahwa Paul dan saya bertanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan," kata Hogg dalam pernyataan perusahaan, dilansir di South China Morning Post, Sabtu (17/8).
Maskapai ini menjadi incaran Beijing karena dianggap gagal mengendalikan staf yang ambil bagian dalam protes yang mencengkeram kota selama 10 minggu terakhir. Harga sahamnya mencapai level terendah 10 tahun dalam minggu ini karena regulator penerbangan sipil China mengeluarkan peringatan risiko keselamatan utama kepada Cathay dan menetapkan daftar permintaan. Termasuk memberikan informasi lengkap tentang kru yang terbang ke wilayah udara China.
Dalam pernyataan perusahaan, presiden Cathay, John Slosar mengatakan bahwa "peristiwa baru-baru ini" telah mempertanyakan komitmen Cathay untuk keselamatan dan keamanan penerbangan. Juga menempatkan reputasi dan merek maskapai di bawah tekanan. "Sudah waktunya untuk mengembalikan kepercayaan dengan manajemen baru," kata Slosar.
Dalam sepekan terakhir, Cathay Pacific telah memecat empat staf, dua pilot dan dua karyawan bandara. Mereka dipecat karena keterlibatannya dalam aksi atau insiden yang berkaitan dengan protes.