REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Badan Amal dan Penyelamat Imigran Spanyol, Open Arms, menolak tawaran pemerintah Spanyol untuk berlabuh di pelabuhan Algericas. Sebanyak lebih dari 100 imigran Afrika terombang-ambing di atas kapal. Para imigran tersebut sebelumnya ditolak berlabuh di Italia dengan alasan terlalu berbahaya.
"Para imigran berada dalam keadaan darurat kemanusiaan yang ekstrem," ujar Juru Bicara Open Arms Laura Lanuza seperti dilansir VOA, Selasa (20/8).
Lanuza mengatakan, imigran butuh segera mendarat dari kapal sebab telah telantar selama 18 hari di lautan. Sementara, untuk menuju pelabuhan Algericas dibutuhkan perjalanan enam hari lagi yang dapat membahayakan keselamatan para kru kapal dan imigran.
"Tidak terpikirkan untuk berlayar enam hari lagi. Itulah yang diperlukan bagi kami untuk tiba di pelabuhan Spanyol, Algeciras," kata dia.
Para imigran diselamatkan oleh kapal Open Arms di lepas pantai Libya. Mereka terdampar di Pulau Lempedusa selama dua pekan lebih.
17 días secuestrados en #OpeArms llevamos días avisando. Lo ordenó el Tribunal Adminitrativo Italiano, desembarco y asistencia urgente.@JunckerEU@EP_President#AngelaMerkel@sanchezcastejon
@EmmnuelMacron
¿Que más necesita @matteosalvinimi para su camapaña política?¿Muertos? pic.twitter.com/sFbQw9ahbq
— Oscar Camps (@campsoscar) August 18, 2019
Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini sebelumnya menolak membiarkan imigran mendarat di pulau Lampedusa, Italia Selatan. Hal tersebut merupakan bagian dari tindakan kerasnya terhadap kapal penyelamat yang ia klaim memfasilitasi penyelundupan migran oleh agen-agen penyelundup manusia berbasis di Libya.
Salvini dikenal atas sikapnya yang anti-imigran. Open Arms menuduh Salvini menggunakan 107 imigran untuk propoganda xenofobia dan rasialisme.
Meski demikian, Spanyol menyayangkan penolakan Italia atas imigran. Pemerintah Spanyol segera memerintahkan pelabuhan Algeciras untuk siap menerima kapal Open Arms.
Kantor Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, situasi di atas kapal sangat mendesak dan tidak dapat dipertahankan bagi 107 imigran yang berada di atas kapal. Terdapat juga dua anak di atas kapal. Oleh karenanya, pemerintah meminta Open Arms menuju pelabuhan terdekat dan mengangkut para imigran.
"Namun, pelabuhan Spanyol bukan yang terdekat atau teraman bagi Open Arms. Tapi, untuk saat ini Spanyol adalah satu-satunya negara yang mau menerimanya," ujar badan amal dan penyelamat migran tersebut.
Namun, kemudian badan tersebut menolak tawaran Spanyol. Karena putus asa untuk mencapai Eropa, empat migran dengan rompi pelampung berwarna oranye melompat ke perairan Lampedusa dan mencoba berenang ke darat. Namun, anggota kru dengan cepat mengejar mereka dan membawa mereka kembali ke kapal.
Kapal penyelamat awalnya menampung 147 imigran di atas kapal. Italia mengatakan, telah mengizinkan 40 orang untuk ke darat, termasuk beberapa imigran yang sakit dan 27 anak di bawah umur.