Selasa 20 Aug 2019 15:01 WIB

Pasukan India Tahan Puluhan Warga Kashmir

India membatasi aktivitas publik warga Kashmir.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).
Foto: AP Photo/Dar Yasin
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Pejabat Srinagar, Kashmir menyatakan pada Selasa (20/8), pasukan keamanan menahan 30 orang semalam. Pasukan berusaha mencegah protes atas keputusan pemerintah federal untuk mencabut otonomi daerah tersebut.

Seorang petugas polisi mengatakan, para pemuda melempari batu kepada polisi paramiliter yang ditempatkan di Srinagar. Penahanan terakhir terjadi di beberapa bagian kota tempat insiden-insiden semacam itu terjadi.

Baca Juga

 "Penangkapan ini telah dilakukan di daerah-daerah di mana terjadi pelemparan batu yang meningkat dalam beberapa hari terakhir," kata petugas itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas situasi.

Seorang pejabat pemerintah setempat mengonfirmasi penahanan terbaru. Kerumunan orang kerap berdemonstrasi di kota itu meskipun ada pembatasan pada layanan telepon dan internet, larangan pertemuan publik, penahanan ratusan pemimpin politik, serta separatis yang telah lama berkampanye untuk pemisahan diri dari India.

Melalui pencabutan hak khusus Kashmir yang mayoritas Muslim, berarti penduduk di seluruh bagian India dapat membeli properti dan bersaing untuk pekerjaan pemerintah dan tempat-tempat kuliah. Hal itu yang menimbulkan kekhawatiran bahwa itu akan dipenuhi dengan orang luar.

Langkah mengejutkan Perdana Menteri India, Narendra Modi juga telah meningkatkan ketegangan dengan saingannya, Pakistan, yang mengklaim Kashmir dan menuduh India melakukan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah itu.

Presiden AS, Donald Trump berbicara dengan Modi dan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan pada Senin (19/8) mendesak mereka untuk mengurangi ketegangan atas Kashmir.  "Situasi yang sulit, tetapi percakapan yang baik!" cicit Trump melalui Twitter.

Pihak berwenang di Kashmir India pada Senin mengatakan protes itu bersifat lokal dan kecil, yang melibatkan tidak lebih dari belasan orang. Di samping itu, sekolah dasar tetap sepi pada Selasa karena orang tua khawatir keselamatan anak-anak mereka.

Pihak berwenang telah memerintahkan sekolah untuk dibuka kembali pada Senin, setelah penutupan selama dua pekan. Pejabat tinggi kota Srinagar, Shahid Choudhary, meminta sekolah-sekolah untuk memastikan dimulainya kembali layanan bus. Seorang pengemudi mengatakan, sulit untuk mengoperasikan bus dalam situasi yang bergejolak seperti itu. "Ini sangat berisiko bagi kami dan para siswa," kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement