Ahad 18 Aug 2019 18:04 WIB

Rusia akan Kembangkan Misil Jika AS Lakukan Hal yang Sama

AS meninggalkan perjanjian INF dengan Rusia.

Tentara Rusia di samping rudal penjelajah darat 9M729 dengan peluncurnya di Kubinka, Rusia, Rabu (23/1).
Foto: AP Photo/Pavel Golovkin
Tentara Rusia di samping rudal penjelajah darat 9M729 dengan peluncurnya di Kubinka, Rusia, Rabu (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia tidak akan mengerahkan peluru-peluru kendali baru sepanjang Amerika Serikat melakukan hal yang serupa di Eropa dan Asia. Demikian diungkap Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Ahad (18/8).

"Kami masih berpegang teguh pada itu. Jika sistem-sistem seperti tak dikerahkan di Eropa (oleh Washington), kami tidak akan melakukan apa-apa di sana," kata dia kepada saluran TV Rossiya-24, demikian kantor berita Interfax.

AS secara resmi meninggalkan perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) dengan Rusia awal bulan ini. AS menuding Moskow melanggar perjanjian tersebut dan mengerahkan satu tipe misil yang dilarang.

Namun, tuduhan-tuduhan yang dibantah Kremlin. Rusia juga menarik diri dari perjanjian itu, tetapi Shoigu mengatakan pihaknya tidak mempunyai rencana mengerahkan peluru-peluru kendali baru.      

Pakta itu melarang peluru-peluru kendali darat dengan jangkauan antara 310 dan 3.400 mil (500-5.500 km), sehingga mengurangi kemampuan kedua negara itu untuk melancarkan serangan nuklir dalam waktu singkat.   

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Moskow akan mulai mengembangkan misil-misil darat dengan jangkauan pendek dan menengah jika AS mulai melakukan hal yang sama setelah tidak ada lagi perjanjian kendali senjata.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement