REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Kebakaran hutan Amazon di Brasil telah mencetak rekor. The National Institute for Space Research (Inpe) menyebut, kebakaran hutan di sana telah meningkat 83 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.
Inpe mengatakan telah mendeteksi 72 ribu kebakaran di Amazon antara Januari dan Agustus. Itu merupakan jumlah tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2013. Inpe menyebut telah mengamati lebih dari 9.500 kebakaran hutan sejak Kamis pekan lalu. Sebagian besar kebakaran berada di kawasan Amazon.
Gambar-gambar satelit menunjukkan negara bagian paling utara Brasil, Roraima, tertutup asap gelap. Sedangkan Negara Bagian Amazonas telah menyatakan kondisi darurat akibat kebakaran.
Inpe menyangsikan kebakaran itu disebabkan atau dipengaruhi iklim. Mereka mencatat jumlah kebakaran tidak sesuai dengan yang biasanya dilaporkan selama musim kemarau.
"Tidak ada yang abnormal tentang iklim tahun ini atau curah hujan di wilayah Amazon, yang hanya sedikit di bawah rata-rata," ujar peneliti Inpe Alberto Setzer, dikutip laman BBC, Rabu (21/8).
Kebakaran itu hampir dipastikan akibat ulah manusia. "Musim kemarau menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk penggunaan dan penyebaran api. Tapi menyalakan api adalah pekerjaan manusia, baik sengaja atau tidak disengaja," kata Setzer.
Kepala The World Wide Fund for Nature (WWF) Amazon Program Ricardo Mello mengatakan kebakaran Amazon merupakan konsekuensi meningkatnya kegiatan penebangan hutan berskala besar. Kendati demikian, Presiden Brasil Jail Bolsonaro menampik data yang disajikan Inpe.
Menurut dia, kebakaran itu disebabkan "musim queimada", yakni ketika para petani menggunakan api untuk membersihkan lahan. Bulan lalu, Bolsonaro menuduh direktur Inpe berbohong tentang skala deforestasi di Amazon dan berusaha mengacaukan pemerintah.
Itu terjadi setelah Inpe menerbitkan data yang menunjukkan peningkatan deforestasi sebesar 88 persen di Amazon pada Juni. Angka itu diperoleh setelah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Direktur Inpe akhirnya dipecat di tengah perselisihan.
Inpe bersikeras datanya akurat 95 persen. Keandalan lembaga juga telah dipertahankan beberapa lembaga ilmiah, termasuk Brazilian Academy of Sciences.
Dalam satu dekade terakhir, Pemerintah Brasil sebenarnya berhasil mengurangi deforestasi di Amazon dengan tindakan oleh agen-agen federal dan sistem denda. Namun, Bolsonaro dan para menterinya mengkritik hukuman tersebut.
Bolsonaro memang sedang menghadapi banyak kritik atas kebijakan lingkungannya. Alih-alih melindungi Amazon sebagai hutan hujan tropis terbesar di dunia, dia justru dianggap mendukung aktivitas penebangan dan deforestasi di sana.
Para peneliti mengatakan, Amazon telah menderita kerugian pada tingkat yang dipercepat sejak Bolsonaro menjabat pada Januari lalu. Dia dinilai bertanggung jawab atas hal itu sebab Bolsonaro mendorong para penebang dan petani membuka lahan.