REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD --- Presiden Azad Kashmir atau wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, Sardar Masood Khan mendesak organisasi nonpemerintah internasional membangun koridor internasional, untuk memberikan fasilitas kebutuhan dasar bagi warga Kashmir yang dikuasai India. Khan mengatakan, krisis kemanusiaan sedang berkembang di Kashmir selama 16 hari sejak pasukan India mengunci wilayah tersebut.
"Sekarang orang menghadapi kekurangan makanan dan obat-obatan, karena pasukan india telah mengunci seluruh lembah Kashmir," ujar Khan dalam konferensi pers yang disiarkan oleh stasiun televisi milik pemerintah, PTV, Rabu (21/8).
Khan mengklaim, pasukan India telah menangkap sekitar 6.000 orang Kashmir, aktivis dan pemimpin politik lokal. Mereka ditahan di penjara di luar lembah Kashmir. Selain itu, Khan juga menuding pemerintah India berencana untuk menggunakan genosida di wilayah Kashmir.
"Ada informasi bahwa pasukan India menangkap orang-orang yang tidak bersalah, membunuh dan mengubur mereka di kuburan yang tidak ditandai," kata Khan.
Khan memperingatkan kepada seluruh masyarakat internasional bahwa situasi di lembah Kashmir akan memburuk ketika pasukan India mencabut jam malam. Dia khawatir, pasukan India akan menggunakan kekuatan pasukan untuk melawan warga setempat. Khan mendesak Dewan Keamanan PBB mengadakan sesi dialog terbuka dan mengambil langkah cepat untuk mengakhiri krisis yang sedang berlangsung di Kashmir.
"Orang-orang akan keluar di jalan-jalan begitu jam malam diangkat dan saya khawatir pasukan India akan menggunakan pasukan untuk melawan mereka," ujar Khan.
Wilayah Jammu dan Kashmir (yang dikelola India) telah menghadapi penindasan sejak 5 Agustus, ketika pemerintah India mencabut Pasal 370 konstitusi India yang memberikan status khusus. Menurut Human Rights Watch, ratusan orang, kebanyakan pemimpin politik, telah ditahan atau ditangkap oleh pihak berwenang sejak Parlemen India mengambil langkah.
Para pemimpin dan warga Kashmir khawatir tindakan itu merupakan upaya India untuk mengubah demografi dan penyatuan dengan India. Penduduk Kashmir mayoritas beragama Islam.
Kashmir merupakan satu-satunya wilayah di India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua, dua per tiga di antaranya dikuasai India, sementara sisanya milik Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan dengan garis Line of Control (LoC). Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971.