REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Tanker yang ditahan di Gibraltar dan oleh Amerika Serikat (AS) telah dikeluarkan surat perintah untuk disita, saat ini disewa kepada pasukan Islamic Revolutionary Guards Corp (IRGC) Iran. Hal itu dikonfirmasi oleh kantor berita ILNA pada Rabu (21/8).
Tanker bernama Adrian Darya 1 telah dirilis setelah ditahan di Gibraltar. Sebelumnya, kapal itu diketahui bernama Grace 1 dan merupakan kapal tanker minyak buatan Korea.
"Perlu dicatat bahwa kapal Grace 1, berganti nama menjadi Adrian Darya setelah penyitaan, adalah kapal tanker minyak buatan Korea yang dimiliki oleh Rusia yang saat ini disewakan kepada IRGC," ujar kantor berita ILNA dalam sebuah pemberitaan, tanpa mengutip sumber resmi.
Berita itu datang setelah ILNA melakukan wawancara dengan kepala angkatan laut IRGC, Alireza Tangsiri. Dalam sebuah pernyataan, Tangsiri mengatakan, Adrian Daya 1 tidak membutuhkan pengawalan.
Setelah kebuntuan selama enam pekan antara Iran dan Inggris, Adrian Darya 1 akhirnya berlayar pada Ahad (18/8) malam. Permintaan AS telah ditolak untuk menyita kapal tersebut, atas dugaan hubungan dengan IRGC.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompe pada Selasa (20/8) juga memperingatkan bahwa Negeri Paman Sam akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk mencegah kapal tanker yang berlayar di Mediterania mengirim minyak ke Suriah. Langkah itu disebut sebagai pelanggaran terhadap sanksi AS.
Meski demikian, Iran membantah tanker itu pernah menuju ke Suriah. Secara terpisah, Teheran mengatakan bahwa sebuah kapal tanker minyak negara itu telah mogok di Laut Merah. Namun, seluruh awak berada dalam kondisi aman dan perbaikan sedang berlangsung.