Selasa 20 Aug 2019 11:15 WIB

Utusan Malaysia Bantah Kabar Penutupan

Utusan akan benar-benar berhenti terbit jika tunggakan gaji pegawai tak selesai.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Kantor surat kabar Utusan Malaysia (Utusan Melayu) di Kuala Lumpur, Senin (19/8).
Foto: Malay Mail/Ahmad Zamzahuri
Kantor surat kabar Utusan Malaysia (Utusan Melayu) di Kuala Lumpur, Senin (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Surat kabar Utusan Malaysia (Utusan Melayu) dan Kosmo membantah mereka akan berhenti terbit pada Rabu (21/8). Mereka mengatakan kabar tentang penutupan perusahaan tidak berdasarkan pada pengumuman resmi.

Ketua Persatuan Wartawan Nasional (NUJ) Cabang Utusan Mohd Taufek Abdul Razak mengungkapkan telah berdiskusi dengan Ketua Eksekutif Utusan Datuk Abd Aziz Sheikh Fadzir. Abd Aziz mengatakan Utusan akan benar-benar berhenti terbit jika masalah gaji pegawai yang tertunggak tak terselesaikan.

Baca Juga

"Kami diberi tahu jika tidak ada jalan keluar, Utusan akan ditutup. Tapi Abd Aziz tidak menyebutkan tanggal mengenai masalah ini. Kami hanya mendengar tentang penutupan pada Rabu dari mulut ke mulut dari rekan-rekan," kata Mohd Taufek, dikutip laman The New Straits Times, Selasa (20/8).

Kendati demikian, Abd Aziz mengakui Utusan Malaysia tidak memiliki dana untuk menutup gaji para pegawai yang tertunggak. Di sisi lain, perusahaan juga tak dapat membuang asetnya.

Menurut dia, Abd Aziz akan melakukan pertemuan dengan para pegawai Utusan Malaysia pada Rabu sore, sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Pembicaraan akan dilakukan tentang nasib surat kabar tertua di Malaysia tersebut.

Sekitar 100 pegawai di Utusan Melayu telah melakukan aksi demonstrasi di depan kantor pusat surat kabar itu. Mereka menuntut gaji yang selama tiga bulan tak dibayarkan perusahaan.

Menurut salah seorang pegawai, Utusan Malaysia yang telah terbit selama 80 tahun, menanggung beban utang yang cukup besar. Selama dua tahun terakhir, perusahaan itu beroperasi dalam keadaan rugi. Hal itu merupakan faktor yang menyebabkan Utusan tak mampu lagi membayar gaji pegawainya.

Mantan pemimpin redaksi Utusan Malaysia Tan Sri Johan Jaffaar mengaku sedih saat mendengar surat kabar yang pernah dipimpinnya akan berhenti terbit. "Surat kabar muncul 1939 dipimpin Pak Rahim Kajai dan Yusof Ishak yang kemudian menjadi presiden Singapura pertama. Kesedihan menyelebungi saya," ujarnya dalam grup Whatsapp Forum Wartawan RI-Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement