Kamis 22 Aug 2019 09:41 WIB

Terima Kasih Selandia Baru untuk Republika

Republika dinilai memberitakan tragedi Christchurch secara akurat.

Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Jonathan Austin (tengah) saat melihat koran Republika saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Rabu (21/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Jonathan Austin (tengah) saat melihat koran Republika saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Jonathan Austin berkunjung ke kantor surat kabar Republika, Rabu (21/8). Kunjungan tersebut selain mempererat hubungan Kedutaan Besar Selandia Baru dengan media di Indonesia juga untuk mengenal lebih luas media di Indonesia.

Dalam kunjungannya, Austin menceritakan berbagai hal hingga suasana industri media maupun keberagaman yang ada di Selandia Baru. Dalam kesempatan kunjungan kali ini, Austin secara resmi mengucapkan terima kasih kepada Republika. Ia menilai Republika memberitakan tragedi Christchurch secara akurat.

"Terima kasih telah memberitakan terorisme di negara kami dengan akurat sehingga masyarakat Indonesia memahaminya," ujar Dubes Austin.

Tragedi penembakan di dua masjid Selandia Baru merupakan pukulan keras bagi negara yang dipimpin Perdana Menteri Jacinda Ardern itu. Pasalnya, baru kali pertama seseorang dengan kejinya memberondong tembakan ke arah warga yang menyebabkan 50 orang terbunuh.

"Teroris datang ke negara kami dan membunuh orang tak berdosa," kata Austin yang tak mau menyebutkan nama si pelaku. "Teroris tak layak disebutkan namanya."

Selepas tragedi tersebut, Pemerintah Selandia Baru telah mengumumkan rencana untuk pendataan kepemilikan senjata api nasional. Rencana tersebut sebagai bagian dari putaran kedua reformasi hukum kepemilikan senjata api.

Selain itu, Austin menceritakan keberagaman yang ada di Selandia Baru. Ia mengatakan, Negara Kiwi itu merupakan negara beragam yang memiliki penduduk berasal dari 181 negara di dunia.

"Penduduk kami di Auckland, 40 persen warganya terlahir di negara lain," katanya. Mereka kemudian bermigrasi, termasuk bangsa Maori yang bermigrasi dengan kano ke Selandia Baru sekitar 600 hingga 700 tahun silam.

Dalam sektor ekonomi, kata Austin, Selandia Baru amat mengandalkan produk pertanian maupun peternakan seperti susu dan olahannya, buah, serta sayur. Menurut dia, produk tersebut termasuk andalan ekspornya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Bagaimana soal sertifikasi halal?

"Kami menilai halal ini amat penting, terutama yang diekspor ke Indonesia. Kami bisa jamin bahwa produk tersebut bersertifikat halal," kata Austin. n fergi nadira ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement