REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan alternatif untuk 'backstop' perbatasan Irlandia dalam 30 hari. Backstop menjadi salah satu poin penting hengkangnya Inggris dari Uni Eropa (UE) atau Brexit.
Backstop adalah jaminan hukum untuk menghindari pemeriksaan di perbatasan antara Republik Irlandia dan Northern Ireland. Perbatasan tersebut merupakan satu-satunya perbatasan darat antara Inggris dan Uni Eropa jika Brexit benar-benar disepakati.
Berbicara di sebuah konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Berlin, ia menekankan hal itu tergantung pada Inggris untuk menawarkan rencana yang bisa dilaksanakan. Johnson mengatakan dia senang terkait hal itu.
Johnson menerima tanggung jawab Brexit di Inggris. Ia mengaku yakin ada ruang lingkup yang luas untuk mencapai kesepakatan baru.
Dalam kunjungan luar negerinya yang pertama ke rekan sejawatnya, Johnson bertemu Merkel untuk mencegah pemeriksaan di perbatasan (hard border) Irlandia setelah Brexit. Pada konferensi pers, kanselir Jerman mengatakan alternatif realistis untuk rencana itu akan membutuhkan kejelasan mutlak pada hubungan masa depan setelah Brexit antara Inggris dan UE.
"Backstop selalu menjadi pilihan mundur sampai masalah ini diselesaikan. Dikatakan sebelumnya kita mungkin akan menemukan solusi dalam dua tahun. Tapi kita juga bisa menemukannya dalam 30 hari ke depan, mengapa tidak?," katanya, dilansir BBC, Kamis (22/8).
"Anda benar mengatakan tanggung jawab ada pada kita untuk menghasilkan solusi, ide-ide dan itulah yang ingin kita lakukan," jawab Johnson.
Dia menambahkan alternatif untuk backstop belum diusulkan secara aktif di bawah pendahulunya Theresa May. Akan tetapi dia didesak oleh Merkel untuk menjelaskan seperti apa alternatif itu.
Johnson bersikeras dia ingin Inggris meninggalkan UE dengan kesepakatan penarikan dinegosiasikan ulang. Selain itu, Inggris harus tetap pergi pada 31 Oktober mendatang. "Lakukan atau mati," kata Johnson pada waktu itu.
Selain itu, Johnson juga akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (22/8). Ini dilakukan sebelum menghadiri KTT G7 pada Sabtu (24/8) bersama para pemimpin lainnya termasuk Presiden AS, Donald Trump.
UE telah berulang kali mengatakan kesepakatan penarikan dinegosiasikan oleh mantan perdana menteri Inggris Theresa May mencakup langkah mundur, tidak dapat dinegosiasikan ulang. Terlepas dari komentar Merkel, pesan itu digaungkan oleh Macron pada Rabu malam.
"Renegosiasi persyaratan yang saat ini diusulkan oleh Inggris bukan pilihan yang ada, dan itu selalu dibuat jelas oleh Presiden (UE) Tusk," katanya kepada wartawan di Paris.