Jumat 23 Aug 2019 13:03 WIB

Konsulat Kanada di Hong Kong Larang Staf Pergi ke Cina

Seorang pegawai Konsulat Inggris di Hong Kong sebelumnya ditahan di Cina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi saat demonstrasi di stasiun kereta Yuen Long MTR di Hong Kong, Rabu (21/8).
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi saat demonstrasi di stasiun kereta Yuen Long MTR di Hong Kong, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Konsulat Kanada di Hong Kong telah menangguhkan perjalanan ke Cina daratan bagi staf lokal mereka. Penangguhan perjalanan tersebut diumumkan beberapa hari setelah seorang pegawai Konsulat Inggris di Hong Kong ditahan di kota perbatasan Shenzen.

Dalam sebuah email kepada Reuters, Konsulat Kanada tidak memberikan alasan terkait penangguhan perjalanan tersebut. Kanada telah memberikan peringatan terhadap peningkatan penyaringan perangkat digital bagi wisatawan yang menyeberang di perbatasan antara Cina daratan dan Hong Kong. Dengan demikian, Pemerintah Kanada memperbarui pedoman bagi warga negaranya yang ingin bepergian ke Cina maupun sebaliknya. 

Baca Juga

Cina memperingatkan Ottawa untuk tidak ikut campur dalam urusan Hong Kong. Sementara, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, Kanada memperhatikan dengan cermat peristiwa di Hong Kong, dan menyerukan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Para pengunjuk rasa Hong Kong akan kembali menggelar aksi unjuk rasa di berbagai wilayah hingga di bandara internasional akhir pekan ini. Berbagai aksi protes direncanakan dilakukan pada Jumat (23/8) termasuk aksi oleh para akuntan ke kantor pusat pemerintahan. Para pengunjuk rasa juga, katanya akan menggelar 'Rantai Baltik', di mana mereka bergandengan tangan menunjukkan solidaritasnya.

Bandara internasional Hong Kong merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia yang sempat ditutup sementara oleh karena aksi protes yang berujung pada bentrokan, antara pengunjuk rasa dan polisi. Ribuan jadwal penerbangan dibatalkan akibat aksi protes tersebut. 

Aksi protes yang sudah berlangsung selama tiga bulan membuat Hong Kong yang dikenal sebagai pusat keuangan Asia, terjatuh dalam krisis sejak penyerahan ke Beijing tahun 1997. Protes juga menimbulkan salah satu tantangan terbesar bagi Presiden Cina Xi Jinping sejak dia berkuasa pada 2012.

Sejumlah perbankan dan pebisnis sudah mengingatkan bahwa aksi protes yang berlarut-larut itu dalam menjatuhkan perekonomian dan pariwisata Hong Kong. Tak hanya itu, tingkat kepercayaan investor juga akan menurun. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement