Jumat 23 Aug 2019 16:10 WIB

Sekjen PBB Minta Dunia Hentikan Kekerasan Berdalih Agama

PBB memberi dukungan bagi korban kekerasan atas nama agama dan kepercayaan.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Sekjen PBB Antonio Guterres.
Foto: EPA
Sekjen PBB Antonio Guterres.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Sekretaris Jenderal PBB mendesak dunia untuk melawan anti-Semitisme, kebencian terhadap Muslim, hingga penganiayaan terhadap umat-umat beragama. Pernyataan tersebut datang pada Kamis (23/8), dalam sebuah hari peringatan internasional pertama bagi orang-orang yang menjadi sasaran karena agama dan kepercayaan mereka. 

“Orang Yahudi telah dibunuh di rumah-rumah ibadah, batu nisan mereka dirusak oleh swastika, kemudian Muslim ditembak mati di masjid, serta tempat ibadah mereka dirusak,” ujar Guterres. 

Baca Juga

Guterres mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan dukungan pada para korban kekerasan akibat agama dan kepercayaan. Dunia harus melakukan seluruh upaya untuk mencegah serangan sejenis itu terjadi lagi dan menuntut orang-orang yang perlu bertanggung jawab. 

Ia juga mendesak penolakan terhadap orang-orang yang secara salah menyasar mereka yang beragama dengan menyebarkan ketakutan dan kebencian. Pada tahun ini, serangan massal yang terjadi di tempat-tempat ibadah terjadi di beberapa negara di dunia. 

Serangan itu di antaranya adalah penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret lalu. Dalam kejadian itu, setidaknya 50 orang terbunuh akibat perbuatan dari Brenton Tarrant, seorang pria dari Australia yang mengaku terinspirasi gerakan sayap kanan dan supremasi kulit putih. 

Kemudian serangan bom terkoordinasi yang mengguncang Sri Lanka pada 21 April. Ledakan terjadi di tiga gereja dan tiga hotel di Ibu Kolombo pada hari Paskah yang diperingati oleh umat Kristiani negara itu. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 257 orang terbunuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement