REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Kantor berita negara Korea Utara (Korut), KCNA melaporkan pada Ahad (25/8), pemimpin Korut Kim Jong-un mengawasi uji ciba peluncur roket multipel super pada Sabtu (24/8). Militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan,
Ini menjadi yang terbaru dari serangkaian peluncuran dalam beberapa pekan terakhir di tengah pembicaraan denuklirisasi yang macet. Foto yang dikeluarkan oleh media pemerintah Korut menunjukkan roket diluncurkan dari tabung besar, yang dipasang di belakang kendaraan roda delapan. Analis menyatakan, tampaknya itu merupakan sistem rudal baru keempat yang diluncurkan oleh Korut sejak perundingan denuklirisasi terhenti pada pertemuan puncak Februari antara Kim, dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Menurut KCNA, Kim menyampaikan pada Sabtu, Korut harus meningkatkan pengembangan senjata strategis dan taktis baru untuk melawan ancaman militer yang terus meningkat, serta tekanan ofensif pasukan bermusuhan. Kim mengungkapkan, ilmuwan muda pertahanan Korut yang mengembangkan rudal adalah harta berharga dan kekayaan negara yang tidak dapat ditukar dengan apa pun. Pada Sabtu, komentar KCNA mengatakan Korut tidak akan pernah melakukan barter keamanan strategis negara itu untuk bantuan sanksi.
Para pejabat Amerika telah mencoba untuk memulai kembali perundingan macet dengan Korut mengenai program senjata nuklir dan rudal balistiknya, yang mendapat sanksi besar. Setelah tes terakhir, Trump sekali lagi menyampaikan hubungan baiknya dengan Kim.