REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pembicaraan perdagangan antara Uni Eropa dan kelompok Mercosur, yang meliputi Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, pembicaraan tersebut kali ini lebih terkait ribuan hektare lahan hutan Amazon di Brasil yang terbakar.
Kebakaran besar-besaran yang berkobar di Amazon, Brasil, membelah negara-negara Eropa pada momen KTT G-7 di Biarritz, Prancis, Sabtu (24/8) waktu setempat. Hal ini utamanya terkait kerja sama perdagangan dengan Brasil dan negara-negara Amerika Selatan lainnya.
Presiden dan tuan rumah KTT Prancis, Emmanuel Macron, menentang kesepakatan perdagangan Uni Eropa-Mercosur. Sebab, dia menilai Presiden Brasil Jair Bolsonaro tidak sanggup mengatasi kebakaran dan melawan perubahan iklim.
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar juga memilih menunggu Brasil menyelesaikan persoalan lingkungannya. "Tidak mungkin Irlandia akan memilih Perjanjian Perdagangan Bebas UE-Mercosur jika Brasil tidak menghormati komitmen lingkungannya," kata Varadkar dalam sebuah pernyataan, dilansir dari laman Sputnik, Ahad (25/8).
Pemerintah Finlandia, yang saat ini memimpin Uni Eropa, meminta negara-negara anggota untuk mempertimbangkan lebih banyak soal pembatasan perdagangan dengan Brasil. Menteri Ekonomi Finlandia Mika Lintila mengutuk penghancuran Amazon dan menyerukan Finlandia dan Uni Eropa untuk melihat kemungkinan larangan impor daging sapi Brasil.
Namun, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, saat berbicara pada konferensi pers G-7, mengatakan Uni Eropa mendukung perjanjian EU-Mercosur, tetapi sulit membayangkan proses ratifikasi yang harmonis oleh negara-negara Eropa selama pemerintah Brasil memungkinkan untuk menghancurkan paru-paru hijau planet bumi.
Berbeda dengan negara-negara tersebut, Jerman dan Inggris mengambil posisi untuk melanjutkan kesepakatan perdagangan dengan kelompok Mercosur. Jerman prihatin atas situasi di hutan Amazon, tetapi bagi mereka, mengesampingkan kesepakatan perdagangan bukan langkah yang tepat.
Inggris pun demikian. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan, ada banyak jenis orang yang akan mengambil alasan apa pun untuk mengganggu perdagangan dan menggagalkan kesepakatan perdagangan.
"Dan saya tidak ingin melihatnya. Saya pikir saya akan enggan melakukan apa pun, pada saat yang sangat sulit ini untuk perdagangan bebas global, untuk membatalkan kesepakatan perdagangan lain," ujarnya.
Negara lain yang memiliki hubungan dekat dengan Amerika Selatan, yakni Spanyol, juga memilih untuk melanjutkan kesepakatan itu. Spanyol tidak mendukung pemblokiran kesepakatan perdagangan tersebut. Menurut mereka justru dengan menerapkan klausul lingkungan dalam kesepakatan itu, maka bisa meningkatkan peperangan melawan perubahan iklim.