Senin 26 Aug 2019 08:11 WIB

Dituduh Bunuh Politisi, 2 Pengungsi Rohingya Ditembak Mati

Pengungsi Rohingya dituduh membunuh seorang politisi Bangladesh.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Pegungsi Rohingya refugees,  berjalan memasuki wilayah Bangladesh menuju kamp pengungsi di  Palang Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, (19/10/2017).
Foto: Jorge Silva/Reuters
Pegungsi Rohingya refugees, berjalan memasuki wilayah Bangladesh menuju kamp pengungsi di Palang Khali, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, (19/10/2017).

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Dua pengungsi Rohingya ditembak mati oleh polisi Bangladesh dalam baku tembak di sebuah kamp pengungsi pada Sabtu (24/8) waktu setempat. Polisi menyebut kedua pengungsi Rohingya itu dituduh membunuh seorang pejabat partai yang berkuasa.

Aktivis HAM yang meminta namanya tidak disebutkan, meyakini kedua pria Rohingya itu dibunuh oleh polisi. Itu terjadi dua hari setelah upaya kedua gagal untuk memulangkan para pengungsi. Tidak satu pun Rohingya kembali untuk menyeberang perbatasan ke negara bagian Rakhine.

Baca Juga

"Kedua pria itu meninggal ketika mereka dilarikan ke rumah sakit," kata seorang inspektur polisi setempat, Rasel Ahmad dilansir dari laman Guardian, Ahad (25/8).

Ahmad mengatakan kedua Rohingya itu ditembak dan terluka parah di kamp pengungsi Jadimura di distrik Cox's Bazar selama perburuan setelah seorang pejabat sayap pemuda dari partai Liga Awami yang berkuasa diduga dibunuh oleh para pengungsi bersenjata.

Omar Faruk, pejabat partai yang dibunuh, dilaporkan ditembak kepalanya pada Kamis kemarin di sebuah permukiman di dekat kota perbatasan Teknaf. Pembunuhannya telah memicu kemarahan di kalangan penduduk setempat dan ratusan orang memblokir jalan raya utama menuju kamp pengungsi selama berjam-jam, membakar ban, dan merusak toko yang dikunjungi oleh para pengungsi.

Ahmad melanjutkan, kedua pria Rohingya yang terbunuh pada Sabtu itu telah diidentifikasi sebagai tersangka utama dalam pembunuhan Faruk. Keduanya ditembak ketika para petugas disergap oleh para tersangka.

Mohammad Saber, seorang pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kerumunan, mengatakan penduduk setempat telah memukul para pengungsi. "Mereka mengancam kita, mengatakan kita harus pergi atau mereka akan membunuh kita. Mengapa kita harus dihukum jika orang lain melakukan sesuatu yang buruk?" katanya.

Pengungsi lain mengatakan pertumpahan darah baru-baru ini telah menciptakan suasana ketakutan di kamp, di mana keamanan diperketat. Kamp yang biasanya sibuk itu sunyi Sabtu malam, dengan jalan dan toko tutup.

Ikbal Hossain, wakil kepala polisi untuk distrik Cox's Bazar, mengatakan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut. "Kami telah mengidentifikasi beberapa dari mereka. Kami akan membawa mereka ke pengadilan dengan cara apa pun," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement