REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis mengatakan kunjungan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif telah diberitahukan cukup awal kepada negara-negara anggota KTT G-7. Kedatangan Menlu Iran ke KTT G-7 dinilai mendadak dan Gedung Putih mengaku langkah tersebut mengagetkan Presiden Donald Trump.
"Semuanya diatur dengan sangat singkat," kata pejabat Istana Elysee kepada Reuters. "Semuanya terjadi mendadak. Negara-negara lain diberitahu secepat mungkin. Semuanya terjadi dalam hitungan jam."
Ketika ditanya mengapa negara-negara lain tidak diberitahu sebelumnya soal kunjungan tersebut, pejabat Istana Elysee menuturkan: "Mereka diberitahu cukup awal." Dia juga menambahkan bahwa situasi diplomatik begitu sensitif.
Menteri luar negeri Iran datang ke Prancis untuk menggelar pembicaraan di sela-sela KTT G-7 pada Ahad (25/8). Hal itu dilakukan saat tuan rumah Prancis menggencarkan upaya meredakan ketegangan antara Teheran dan Washington.
Senin (26/8) Gedung Putih mengatakan undangan Prancis untuk Mohammad Javad Zarif demi mengadakan pertemuan sela di Biarritz sebagai sesuatu yang 'mengejutkan'. Pemerintah Prancis mengatakan Zarif bertemu menteri luar negeri Prancis untuk membahas kondisi yang dapat menurunkan ketegangan antara Teheran dan Washington.
Pemerintah Prancis menyebutkan Zarif juga bertemu dengan Presiden Emmanuel Macron dalam kunjungan singkatnya itu. Tapi Gedung Putih mengatakan, Zarif tidak menemui pejabat AS sebelum meninggalkan bandara Biarritz.
Pemimpin-pemimpin Eropa kesulitan untuk menenangkan konfrontasi antara Iran dan AS. Ketegangan yang terjadi sejak Trump menarik negaranya dari kesepakatan nuklir Iran atau yang dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi kepada Teheran.