Senin 26 Aug 2019 02:51 WIB

Polisi Hong Kong Lesatkan Tembakan Selama Unjuk Rasa

Polisi juga menembakkan peluru karet dan gas air mata.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Para pengunjuk rasa yang mengenakan masker gas bereaksi setelah polisi menembakkan gas air mata selama demonstrasi anti-pemerintah di Tsuen Wan, di Hong Kong, Cina, Ahad (25/8).
Foto: EPA-EFE/ROMAN PILIPEY
Para pengunjuk rasa yang mengenakan masker gas bereaksi setelah polisi menembakkan gas air mata selama demonstrasi anti-pemerintah di Tsuen Wan, di Hong Kong, Cina, Ahad (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Seorang perwira polisi Hong Kong melesatkan tembakan selama protes pada Ahad (25/8) waktu setempat. Beberapa petugas lain juga dilaporkan mengarahkan senjata ke pengunjuk rasa yang menggunakan tongkat dan tiang.

Polisi mengatakan kepada awak media setempat bahwa tembakan itu dilesatkan sebagai peringatan kepada pengunjuk rasa. Terlebih, ada beberapa petugas polisi yang telah dibawa ke rumah sakit akibat bentrokan tersebut.

Kendati demikian, Inspektur Polisi Leung Kwok-wing seperti dilansir dari BBC, Ahad (25/8), tidak mengatakan ke mana tembakan itu dilesatkan. Selama huru-hara, seorang pria yang lebih tua terlihat berlutut memohon agar polisi tidak menembak.

Sebelum pertikaian, pengunjuk rasa berpakaian hitam telah melemparkan proyektil ke polisi, termasuk batu bata dan bom bensin. Polisi juga menembakkan peluru karet dan gas air mata, dan menggunakan dua kendaraan meriam air untuk membersihkan barikade dan membubarkan massa.

Gambar-gambar di media sosial menunjukkan kendaraan-kendaraan polisi itu dikemudikan melalui jalan-jalan Tsuen Wan, yakni tempat sekelompok demonstran memasang penghalang jalan dan menggali batu bata dari trotoar. Kendaraan itu dilengkapi kamera pengintai dan beberapa nozel meriam air.

Pihak kepolisian mengatakan mereka hanya akan digunakan jika terjadi gangguan publik berskala besar. Awal bulan ini, kelompok hak asasi manusia Amnesty International memperingatkan bahwa meriam dapat menyebabkan cedera serius dan menyebabkan ketegangan lebih lanjut.

Aktivis telah mengkritik polisi karena bersikap kasar selama demonstrasi pro-demokrasi. Seorang pejabat senior Hong Kong mengatakan militer daratan bisa melakukan intervensi selama kerusuhan sipil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement