REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI -- Kelompok sayap kanan India menyerukan memboikot McDonald. Pemboikotan tersebut diserukan setelah jaringan waralaba terbesar di dunia itu menyatakan seluruh restoran mereka di India bersertifikat halal.
"Semua restoran kami memiliki sertifikat halal, Anda bisa bertanya pada manager restoran untuk menunjukkan sertifikat untuk mengkonfirmasinya dan untuk kepuasan Anda," cicit McDonald India saat menjawab pertanyaan salah satu pelanggannya, seperti dilansir dari Aljazirah, Selasa (27/8).
Namun, cicitan itu membuat marah banyak orang. Tagar #BoycottMcDonalds menjadi trending di Twitter India.
Banyak yang mempertanyakan mengapa McDonald menyediakan daging halal di India yang 80 persen populasinya warga Hindu. Di India, McDonald tidak menyediakan daging sapi atau babi. Selain ikan dan ayam, mereka juga menyediakan berbagai pilihan vegetarian.
"Ini terang-terangan berniat menyerang kepercayaan Hindu, di India 80 persen adalah Hindu, dan ada 4 persen Jain, Sikh, dan Buddha sebagai tambahannya, tapi McDonald mengkhianati 84 persen hanya untuk menenangkan muslim sebanyak 14 persen," tulis salah satu pengguna Twitter.
"Ini waktunya semua orang India Beragama $BoikotMcDonald," tambah pengguna itu.
Banyak pengguna Twitter menilai McDonald tidak peka dengan menggunakan metode 'Jhatka', teknik menyembelih yang dianggap tidak terlalu membuat binatang menderita karena mereka dipenggal dalam sekali tebasan.
Beberapa orang menyerang boikot tersebut sebagai sesuatu yang munafik. Sebab banyak orang menyerukan umat Islam untuk tidak menyembelih hewan ternak pada Idul Adha pada awal bulan ini. Tujuannya agar Idul Adha dilakukan dengan tetap peduli pada lingkungan. Para aktivis menyebut boikot tersebut sebagai salah satu peluang yang digunakan sayap kanan di India untuk menyerang muslim.
"Jelas-jelas ada atmosfir Islamphobia yang mana terjadi sekarang di India dan sekarang sayap-kanan Hindu menggunakan dalam setiap kesempatan untuk menyerang muslim," kata Shabnam Hashmi, aktivis yang bermarkas di New Delhi.
Hashmi mengatakan sayap-kanan ekstrem berusaha menjadikan India sebagai negara Hindu. Sementara itu, presiden Hindu Sena Vishnu Gupta, kelompok sayap-Kanan India, mengatakan McDonald mengabaikan sensivitas masyarakat Hindu.
"McDonald tidak dapat memaksakan daging halal kepada umat Hindu yang memakan jhatka, sensivitas mereka tidak dapat diabaikan, jika McDonald dapat tetap mempertimbangkan sensitivitas kelompok tertentu tanpa mengabaikan yang lainnya," kata Gupta.
Gupta mengatakan McDonald harus segera mengubah kebijakannya serta menyediakan makanan halal dan jhatka di seluruh India. Jika tidak maka akan ada unjuk rasa menentang waralaba raksasa itu.
Tapi tidak semua umat Hindu yang merasa keberatan dengan makanan halal. Salah satu peneliti di New Delhi, Sushmita mengatakan ia tidak peduli jika ayam yang ia makan halal atau tidak.
"Saya lebih memperhatikan bagaimana prosesnya dilakukan, pengemasannya, jumlah nutrisinya, karsinogen yang terkandung di dalamnya," kata Sushmita.