Selasa 27 Aug 2019 08:55 WIB

Produsen Mobil AS Keluhkan Defisit Dagang dengan Jepang

Asosiasi otomotif AS minta Trump memperkecil defisit perdagangan dengan Jepang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Produsen mobil asal Amerika Serikat Ford Motor Company.
Foto: EPA
Produsen mobil asal Amerika Serikat Ford Motor Company.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Kebijakan Otomotif Amerika mendukung perjanjian perdagangan dengan Jepang. Dalam pertemuan G7 Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan menunda menaikkan tarif impor otomotif Jepang. 

Walaupun mendukung kesepakatan dagang tersebut tapi kelompok perdagangan yang mewakili Ford, General Motors, dan Fiat Chrysler itu mengungkapkan defisit perdagangan otomotif dengan Jepang. Mereka meminta pemerintah AS memperkecil defisit tersebut. 

Baca Juga

"Setiap potensi perdagangan dengan Jepang harus mengarah pada akses pasar yang resiprokal untuk produsen AS," kata presiden Dewan Kebijakan Otomotif AS Matt Blunt, dalam pernyataannya, Selasa (27/8). 

Abe dan perusahaan-perusahaan otomotif dan suku cadang Jepang termasuk Toyota sudah bekerja sama dengan pemerintah Trump, yang menunjukan mereka ingin mendorong investasi di AS dan menambah lapangan pekerjaan di Negeri Paman Sam. 

"(Perjanjian dagang) ini harus mengatasi batasan non-tarif yang sudah lama terjadi di Jepang, dan termasuk ketentuan yang tegas dan dapat ditegakan untuk mencegah Jepang memanipulasi mata uang untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil dan mengambil untung dari ekspor otomotif," tambah Blunt. 

Dalam perjanjian perdagangan di pertemuan G7 Trump mengatakan Jepang akan membeli produk-produk pertanian AS. Perjanjian tersebut rencananya akan disempurnakan bulan depan yang diperkirakan mengembalikan akses pasar pertanian Jepang yang sempat hilang. AS sempat kehilangan pasar pertanian Jepang setelah Trump menarik AS dari perjanjian perdagangan Kerja Sama Trans-Pasifik (TPP) pada tahun 2017. 

Produk pertanian AS kalah dalam kompetisi dari Australia dan Kanada yang masih bertahan di TPP. Trump mengatakan Jepang setuju untuk membeli kelebihan jagung AS yang telah membebani petani karena perang tarif antara Washington dan Beijing. 

Abe mengatakan pembelian jagung tersebut akan ditangani oleh sektor swasta. Walaupun detail dari perjanjian tersebut belum diketahui tapi asoasiasi pertanian AS menyambut baik kabar itu. 

"Petani dan peternak membutuhkan kemenangan, dan kesepakatan awal antara AS dan Jepang terjadi di waktu yang tepat, dengan pesaing yang mengincar pasar Jepang, memperluas akses untuk produsen AS sangat penting," kata CEO Asosiasi Nasional Departemen Pertanian Barbara Glenn. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement