Selasa 27 Aug 2019 09:09 WIB

Bollywood akan Buat Film Serangan Udara India ke Pakistan

Film tentang serangan udara India ke Pakistan dibuat saat hubungan dua negara memanas

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera India dan Pakistan
Foto: freepresskashmir.com
Bendera India dan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Industri film India, Bollywood akan membuat film berdasarkan kisah nyata serangan udara India ke Pakistan. Serangan udara tersebut terjadi pada 26 Februari setelah kelompok militan Pakistan mengklaim melakukan aksi bom bunuh diri, yang menewaskan 40 tentara India di Kashmir. 

Film tersebut akan diproduksi oleh Vivek Oberoi, yang membintangi film biografi Perdana Menteri Narendra Modi. Selain itu, film tersebut juga akan menceritakan kisah Abhinandan Varthaman, seorang pilot India yang ditembak jatuh dalam serangan tersebut dan diserahkan ke Pakistan. Varthaman kemudian dijadikan pahlawan nasional oleh pemerintah India. 

Baca Juga

"Film ini adalah alat yang ampuh untuk menggarisbawahi prestasi para perwira pemberani seperti Wing Commander Abhinandan, yang pergi di belakang garis musuh dan melakukan apa yang membuat setiap orang India bangga dengan mereka," kata Oberoi dilansir Guardian, Selasa (27/8). 

Rencana pembuatan film tersebut diumumkan saat hubungan India dan Pakistan tengah memanas karena sengketa wilayah Jammu dan Kashmir. Pemerintah India telah mencabut status istimewa Kashmir pada 5 Agustus lalu. Pemerintah mencabut Pasal 370 Konstitusi India yang merupakan sebuah ketentuan konstitusional yang memberikan status khusus untuk Kashmir. Partai penguasa Perdana Menteri Narendra Modi mendorong untuk mengakhiri status konstitusional khusus Kashmir. Undang-undang tersebut dianggap menghambat integrasinya dengan India.

Para pemimpin politik di Kashmir memperingatkan bahwa pencabutan status khusus akan memicu kerusuhan yang meluas. Beberapa jam setelah status istimewa Kashmir dicabut, pihak berwenang meluncurkan tindakan keras di Kashmir di antaranya memperketat penjagaan keamanan dan memutus jaringan telepon, serta internet. Hal itu membuat warga Kashmir hidup dalam keterbatasan.

Pakistan kembali mengirimkan permintaan agar ada intervensi PBB di Kashmir. Pakistan telah mengirim surat kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR). Dalam surat itu, Pakistan menuntut intervensi PBB untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Jammu dan Kashmir. 

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi telah menggarisbawahi pentingnya komunitas dunia, termasuk PBB untuk menyerukan kepada India agar membatalkan tindakan sepihaknya. Termasuk mencabut jam malam dan tindakan kejam lainnya, serta mengembalikan hak-hak dasar rakyat Kashmir. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement