REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA — Menteri Pertanian Brasil, tereza Cristina Dias mengatakan pemerintah akan berusaha mencegah penggunaan api untuk membersihkan lahan yang akan digunakan untuk tanaman dan ternak. Ia menekankan bahwa ada metode lain yang jauh lebih baik untuk membuka lahan.
“Kementerian Pertanian akan melakukan kampanye untuk menggunakan metode lain, selain api untuk membuka area-area ini,” ujar Dias dalam sebuah pernyataan dilansir Bernama, Selasa (27/8).
Biasanya, penggunaan api dilakukan oleh petani untuk mendapatkan lahan kecil yang nantinya ditanami. Namun, Dias mengatakan selama musim kemarau, hal itu sangat berbahaya.
“Selama musim yang kering ini, hal itu benar-benar dapat menyebabkan masalah,” kata Dias menambahkan.
Brasil telah mendapatkan tekanan internasional, akibat kebakaran besar di Amazon dalam satu pekan terakhir dan masih berlangsung hingga saat ini. Pemerintah negara itu dituntut melakukan tindakan yang lebih berarti untuk menanggulangi insiden di hutan hujan yang menghasilkan 20 persen oksigen bagi bumi.
Brasil memiliki sekitar 60 persen dari keseluruhan Amazon, yang meliputi area seluas 5.500.000 kilometer persegi di Amerika Selatan. Dengan demikian, degradasi hutan hujan ini dapat memiliki konsekuensi besar bagi iklim dan curah hujan global.
Dalam data yang dirilis oleh Institut Penelitian Luar Angkasa Brasil, sebanyak 71.487 kebakaran hutan terjadi di negara itu sepanjang delapan bulan pertama tahun ini. Jumlah itu meningkat sebanyak 39.194 dibandingkan pada tahun lalu.
Selain itu, Organisasi Metereologi Dunia juga melaporkan sejumlah gambar yang diambil dari satelit yang menunjukkan asap dari Amazon melintasi kawasan Amerika Latin ke wilayah pantai Atlantik dan Sao Paulo, Kota terbesar di Brasil. Atas kebakaran yang terjadi, tentara juga telah dikerahkan untuk membantu pemadaman.