Selasa 27 Aug 2019 17:02 WIB

Jaksa Sebut Brasil Abaikan Peringatan Kebakaran Hutan

Tidak ada tindakan setelah ada peringatan soal pembakaran lahan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Foto yang dikeluarkan Greenpeace Brasil memperlihatkan asap membubung dari api di hutan Amazon di Novo Progresso, negara bagian Para, Brasil, Jumat (23/8).
Foto: EPA-EFE/Victor Moriyama/Greenpeace Brasil
Foto yang dikeluarkan Greenpeace Brasil memperlihatkan asap membubung dari api di hutan Amazon di Novo Progresso, negara bagian Para, Brasil, Jumat (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PORTO VELHO -- Pejabat lingkungan dan jaksa federal Brasil mengatakan mereka telah memberi peringatan tentang petani dan perampas tanah yang akan membakar lahan terkoordinasi pada 10 Agustus kepada pemerintahan sayap kanan Jail Bolsonaro. Namun, pihak berwenang tidak bertindak.

Jaksa federal di negara bagian Amazon menerbitkan penyelidikan usai menyatakan telah memperingatkan Brazilians Institute of the Environment amd Renewable Natural Resources (Ibama) soal tindakan nyata dari 'hari api' yang direncanakan di kota sekitar Novo Progresso. Jaksa mencatat, situs berita lokal Folha do Progresso telah melaporkan rencana untuk hari kebakaran di 5 Agustus.

Baca Juga

"Kami ingin menunjukkan kepada presiden kami bekerja," ujar salah satu petani setempat di situs berita itu.

Menurut petani, satu-satunya cara membersihkan lahan bagi padang rumput adalah dengan menebang pohon dan membakarnya. Setelah peringatan dikeluarkan, menurut jaksa, Ibama tidak membalasnya hingga dua hari.

"Ini adalah kegagalan yang cukup besar. Seharusnya ada tindakan segera untuk menghadapi risiko kebakaran ini," ujar jaksa Paulo Moreira Oliveira, dilansir Guardian, Selasa (27/8).

Investigasi terpisah juga sedang memeriksa peningkatan deforestasi di lahan publik, Para. Moreira Oliveira mengatakan, Ibama telah mengenakan denda lebih sedikit untuk deforestasi di Para meski pembukaan hutan telah meningkat sejak Jail Bolsonaro menjabat.

Dua pejabat lingkungan di Para mengaku telah mengetahui soal kebakaran sebelumnya. Seorang pejabat di Chico Mendes Institute, Para (serupa dengan Ibama) mengatakan, para pejabat telah meminta bantuan pejabat di Brasilia, namun permintaannya diabaikan.

"Saya tahu dukungan diminta untuk rencana darurat, namun tak dijawab," kata pejabat yang tidak ingin mengungkapkan jati dirinya karena pemerintah melarang pejabat lingkungan berbicara kepada media.

Pada Ahad lalu, menteri kehakiman Brasil Sergio Moro mengungkapkan Bolsonaro langsung meminta penyelidikan ketat setelah mengetahui menteri lingkungan Ricardo Salles mencicitkan sebuah artikel dari situs Glono rural tentang "hari kebakaran".

Situs melaporkan, sekitar 70 petani pedesaan, perampas tanah, dan pengusaha dari kota Novo Progrsso dan Altamira, tengah mengkoordinasikan 'hari api' di jalan raya yang mengarah melalui daerah yang gundul. Pada Senin, pemimpin serikat petani di Novo Progresso membantah telah ada rencana untuk hari kebakaran.

"Kami tidak tahu soal ini, jika ada hal seperti itu, termasuk tindakan terisolasi," ujar Agemenon Menezes.

Kebakaran hutan dan pembakaran lahan gundul memang biasa terjadi selama musim kemarau di Amazon. Namun, telah mencapai rekor tetinggi tahun ini. Kebakaran pada paru-paru dunia ini juga telah memantik tindakan internasional dalam pertemuan pemimpin negara maju (G-7) di Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement