REPUBLIKA.CO.ID, AMAZONAS -- Menurut ahli cuaca, curah hujan yang turun tidak akan mungkin memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di Amazon, Brasil. Sebab, curah hujan lemah sampai 10 September 2019 diperkirakan hanya akan sedikit berdampak di wilayah tertentu dalam kebakaran hutan Amazon.
Hutan hujan tropis terbesar di dunia telah rusak dengan kobaran api di seluruh Amazon, Brasil meningkat 79 persen. Kebakaran di Bolivia dekat perbatasan dengan Paraguay dan Brasil telah menghanguskan sekitar 10 ribu kilometer persegi.
Sementara itu, pemerintah Brasil telah meluncurkan inisiatif pemadam kebakaran, mengerahkan pasukan dan pesawat militer. Namun, upaya tersebut hanya akan memadamkan api yang lebih kecil dan membantu mencegah kebakaran baru.
"Butuh hujan reguler untuk memadamkan keseluruhan wilayah," kata ahli cuaca yang dikutip dari Reuters.com, Rabu (28/8).
Musim hujan di Amazon rata-rata dimulai pada akhir September dan membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga hujan meluas di sekitar hutan. Perkiraan hujan dalam 15 hari ke depan terkonsentrasi hanya di daerah tertentu.
Seorang Profesor Ilmu Atmosfer di Universitas Sao Paulo, Maria Silva Dias, mengatakan, lebih sedikit curah hujan yang diperkirakan di beberapa bagian Amazon yang mengalami kebakaran terburuk. Jauh di barat laut dan barat, akan terjadi hujan di hutan Amazon dalam beberapa minggu mendatang tetapi bagian timur akan tetap sangat kering.
Bahkan daerah dengan lebih banyak hujan hanya akan mendapatkan dampak di wilayah tertentu. Hujan yang cukup harus terkonsentrasi dalam periode yang cukup singkat untuk memadamkan api jika tidak, air akan menguap. Ia memperkirakan akan membutuhkan setidaknya 20 Milimeter (mm) hujan dalam satu sampai dua jam untuk memadamkan api di hutan.