Rabu 28 Aug 2019 10:15 WIB

Tim Kampanye Trump Bantah Tuduhan Joe Biden

Joe Biden menggunakan isu rasialisme dalam kampanyenya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah tuduhan mantan wakil presiden AS Joe Biden. Tim kampanye Trump mengatakan Partai Demokrat menggunakan kartu lawas dengan menuduh lawan politiknya sebagai rasialis.

"Setelah pindah dari hoaks Rusia, sekarang Demokrat memainkan permainan lawas dalam buku pedoman: menuduh lawan mereka dengan rasialisme, memperluasnya sampai pendukung presiden, menyebut setengah dari negara sebagai rasialis bukan strategi kemenangan," kata direktur komunikasi tim kampanye Trump, Tim Murtaugh, Rabu (28/9).

Baca Juga

Joe Biden menggunakan isu rasialisme dalam kampanyenya, mengatakan kata-kata Trump memicu perpecahan rasial di Amerika. Ia sendiri menggunakan isu itu untuk menarik suara masyarakat kulit hitam dan latin.

Tapi ia sempat diserang oleh calon kandidat presiden dari Partai Demokrat lainnya, Senator Kamala Harris. Dalam debat kandidat partai Demokrat bulan lalu Harris mempermasalahkan sikap Biden dalam isu segregasi di masa lalu.

Menjelang debat di Houston bulan September mendatang, Biden mengatakan ia mengerti mengapa ia diserang. Tapi ia memperingatakan para kandidat Partai Demokrat seharusnya tidak membuat regu tembak dan berdiri melingkar.

Biden juga mengatakan kandidat Demokrat yang akan semakin mengecil akan membuat perbedaan yang berarti. Saat ini, begitu banyak kandidat presiden dari partai liberal tersebut. Ia mengatakan sangat sulit mendapatkan debat yang berarti.

Ia menyebutkan seperti 'debat yang bukan debat'. Biden yang mendapat serangan paling keras dari Harris mengatakan serangan langsung terhadap sesama kandidat Demokrat tidak akan memberikan manfaat.

"Pada akhirnya mereka yang melakukan serangan paling langsung ke satu sama lain tidak akan banyak mendapat manfaat dari itu," katanya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement