Kamis 29 Aug 2019 15:49 WIB

RI dan Negara-Negara Teluk Jajaki Perdagangan Bebas

Fokus Indonesia dan negara Teluk adalah memperkuat kerja sama ekonomi.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu) Retno LP Marsudi menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council of the Arab States (GCC), Abdul Latif bin Rashid Al-Zayani di Jakarta, Rabu (28/8).
Foto: dok. Kemenlu
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu) Retno LP Marsudi menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council of the Arab States (GCC), Abdul Latif bin Rashid Al-Zayani di Jakarta, Rabu (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno LP Marsudi mengatakan, Indonesia dan sejumlah negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) kemungkinan menjajaki perdagangan bebas. Menurut dia, Indonesia dan negara Teluk merupakan mitra strategis dalam perdamaian dan kemakmuran.

Hal itu ia sampaikan saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal GCC Abdul Latif bin Rashid al-Zayani di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Retno membahas kemungkinan pembentukan pengaturan kerangka kemitraan ekonomi Indonesia-GCC, termasuk menjajaki perdagangan bebas dengan GCC.

Hal ini sangat penting untuk meningkatkan akses perdagangan, penurunan hambatan kerja sama ekonomi, dan pada akhirnya dapat mendorong peningkatan investasi langsung negara-negara Teluk di Indonesia. "Fokus Indonesia dan negara Teluk adalah memperkuat kerja sama ekonomi yang langsung berdampak bagi kesejahteraan rakyat," ujar Retno, Rabu (28/8).

Dalam pertemuan ini, Indonesia dan GCC menandatangani memorandum of understanding (MoU) mengenai mekanisme konsultasi antara Pemerintah RI dan Sekretariat GCC. Penandatangan MoU yang disaksikan oleh 6 duta besar negara Teluk menjadi salah satu agenda utama kunjungan kerja Sekretaris Jenderal GCC di Jakarta pada 27–30 Agustus 2019.

"Penandatanganan kesepakatan pembentukan mekanisme konsultasi Indonesia dan negara-negara Teluk tandai era baru kemitraan Indonesia dan negara Teluk," kata Retno.

Konsultasi tahunan tingkat tinggi antara Indonesia dan negara Teluk merupakan forum tahunan dialog strategis antara Indonesia dan negara Teluk. Mekanisme ini sebagai implementasi komitmen serta untuk memperkokoh kemitraan Indonesia dan negara Teluk yang disepakati tahun 2015.

Forum ini akan menjadi wadah konsultasi Indonesia dan negara Teluk untuk membahas secara reguler berbagai perkembangan kerja sama ekonomi serta perkembangan stabilitas maupun keamanan di kawasan. "Stabilitas dan keamanan kawasan Teluk dan Timur Tengah adalah bagian dari kepentingan nasional Indonesia," ujar Retno.

Kemitraan Indonesia dan negara Teluk terus berkembang. Dalam dua tahun, perdagangan Indonesia dan negara Teluk naik 40 persen dari 8,68 miliar dolar AS pada 2016 menjadi 12,15 miliar dolar AS pada 2018. Pada kurun waktu tersebut, total investasi negara Teluk di Indonesia meningkat 26 persen dari 60,3 juta dolar AS pada 2016 menjadi 76,1 juta dolar AS pada 2018.

"Meskipun terjadi peningkatan kerja sama ekonomi, masih terdapat ruang yang besar untuk meningkatkan kerja sama Indonesia dan negara Teluk untuk kesejahteraan rakyat kedua negara," ujar Retno.

photo
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu) Retno LP Marsudi menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council of the Arab States (GCC), Abdul Latif bin Rashid Al-Zayani di Jakarta, Rabu (28/8).

Delegasi Sekretariat GCC juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perdagangan pada Kamis (29/8). Kedua pihak dijadwalkan membahas sejumlah rencana yang akan dikukuhkan dalam sebuah joint plan of action (JPOA) antara Indonesia dan GCC.

JPOA tersebut akan melengkapi MoU yang telah ditandatangani dengan aspek-aspek kerja sama konkret yang diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dan negara-negara GCC. n fergi nadira, ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement