REPUBLIKA.CO.ID, TEGUCIGALPA -- Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez akan mengunjungi Israel. Ia akan membuka 'kantor diplomatik' Honduras di Yerusalem.
Kantor diplomatik di wilayah yang penuh gejolak itu akan menjadi perpanjangan kedutaan besar Honduras di Tel Aviv.
"Bagi saya ini pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Hernandez, seperti dilansir dari Arab News, Kamis (29/8).
Kementerian Luar Negeri Honduras dalam pernyataannya mengatakan Israel sudah meminta Honduras memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Permintaan itu tengah dianalisis dan evaluasi dalam konteks internasional dan nasional.
Deklarasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem tahun memicu amarah internasional, merusak hubungan Negeri Paman Sam dengan Pemerintah Otoritas Pelestina.
Guetemala dan Paraguay mengikuti langkah AS tersebut. Sementara Brasil mengatakan tengah mempelajari kemungkinan serupa. Paraguay menarik kembali keputusan itu setelah empat bulan.
Memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem menjadi sesuatu yang membahayakan. Israel mengaku seluruh Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Sementara, Palestina melihat sebelah timur Yerusalem sebagai ibu kota mereka di masa depan.
Sebagian besar misi diplomatik di Israel berada di Tel Aviv. Sampai saat ini mayoritas negara di seluruh dunia masih mempertahankan sikap netral terkait isu Yerusalem.