Jumat 30 Aug 2019 12:57 WIB

Ilhan Omar Diancam Dibunuh dengan Ancaman Rasial

Anggota Kongres AS Ilhan Omar diancam akan dibunuh dalam acara kenegaraan.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Anggota Kongres AS yang mewakili Minnesota, Ilhan Omar di Capitol Hill, Washington, 6 Maret 2019.
Foto: AP Photo/J. Scott Applewhite
Anggota Kongres AS yang mewakili Minnesota, Ilhan Omar di Capitol Hill, Washington, 6 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Ilhan Omar memublikasikan sejumlah ancaman rasial yang diterimanya dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya adalah ancaman bahwa ia akan dibunuh dalam sebuah acara kenegaraan oleh orang yang memiliki senjata besar. 

Omar adalah anggota Kongres AS yang menjadi perwakilan Minnesota. Ia juga merupakan keturunan Somalia-Amerika pertama yang terpilih sebagai pejabat legislatif di Negeri Paman Sam dari Partai Demokrat.

Baca Juga

Menurut perempuan berusia 37 tahun itu, sejumlah pesan-pesan anonim yang mengancam membuat ia kini memiliki penjaga kemanan. Ia mengaku sangat menyesalkan ada kejadian di dunia ini yang membuat dirinya harus berlindung dari sesama manusia. 

“Saya benci kita hidup di dunia di mana Anda harus dilindungi dari sesama manusia lainnya. Tapi, sampai orang ‘gila’ seperti ini berhenti mengancam hidup saya, maka saya harus menerima kenyataan untuk memiliki penjagaan,” ujar Omar dilansir BBC, Jumat (30/8). 

Pernyataan Omar muncul setelah seorang kandidat Senat AS, Roy Moore mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump nampaknya benar, dengan mengatakan hendak mengembalikan perempuan Muslim tersebut ke Somalia. Bahkan, sejumlah politisi Partai Republik dari Alabama juga menyerukan agar Omar dikeluarkan dari Kongres. 

Seruan itu datang setelah Omar dituding atas komentarnya mengenai hubungan AS - Israel. Ia telah membantah tuduhan bersikap anti-semit yang ditujukan padanya dan meminta maaf karena pernah menyinggung mengenai stereotip Yahudi. 

Sebuah resolusi yang mendesak delegasi kongres Alabama untuk memulai proses pengusiran terhadap Omar atas tanggapannya mengenai Israel telah disetujui oleh Partai Republik. Namun, Omar menegaskan bahwa ia terpilih dengan 78 persen suara dari orang-orang di distrik 5 Minnesota dan bukan Partai Republik Alabama. 

Sebelumnya, Trump memberikan komentar yang bernada rasisme pada Juli. Saat itu, ia meminta perempuan-perempuan yang berada di Kongres AS dan beradal dari Partai Demokrat untuk kembali ke negara asal mereka yang ‘tidak kompeten’ meski tidak menyebutkan nama anggota kongres yang dimaksud. 

Selain Omar, ada Rashida Tlaib yang juga menjadi sasaran dari pernyataan Trump. Menurut Omar, ia menerima lebih banyak ancaman ‘pembunuhan’ setiap kali komentar rasisme dari presiden datang. 

Omar juga menghadapi laporan dari Komisi Pemilihan Federal (FEC) dari Pusat Kebijakan dan Kebijakan Nasional yang konservatif. Ia telah dipertanyakan mengenai penggunaan dana kampanye untuk membayar jasa konsultan politik dan dugaan hubungan gelap. Namun, ia membantah adanya perselingkuhan dan secara tegas menolak membahas tentang kehidupan pribadi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement