REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Wall Street Journal pada tengah pekan ini melaporkan ada sekelompok kecil orang China daratan bergabung dengan demonstran di Hong Kong. Mereka mengambil risiko yang sangat berbahaya dengan mendukung warga Hong Kong yang ingin kebebasan.
"Pemahaman saya (tentang China) satu negara dua sistem adalah cita-cita yang kreatif. Sekarang cita-cita itu terancam," kata Chen (24), mahasiswa pascasarjana dari China yang tinggal di Hong Kong kepada Wall Street Journal.
Zhang Wen (47), warga Cina daratan lain yang ikut serta dalam demonstrasi di Hong Kong telah melarikan diri ke Taiwan. Sebagaimana dilaporkan Radio Free Asia, dia berharap bisa tinggal di Taiwan.
"Saya pasti tidak ingin kembali ke daratan Cina sekarang, jadi saya punya dua pilihan, saya bisa mengajukan perpanjangan visa di sini atau saya dapat mengajukan permohonan suaka politik di Taiwan," kata Zhang.
Zhang mengaku menyeberang ke Hong Kong beberapa kali pada Juni dan Juli 2019 untuk ikut demonstrasi bersama masyarakat Hong Kong. Dia dilaporkan memiliki video saat ikut menyerbu gedung Dewan Legislatif Hong Kong.
"Risiko saya akan ditangkap karena dukungan saya untuk para demonstran anti-ekstradisi sangat tinggi. Saya pasti akan ditangkap karena ikut menyerbu, karena beberapa orang telah ditahan hanya karena mengunggah secara online bahwa mereka mendukung gerakan anti-ekstradisi," ujarnya.
Sejumlah orang dari daratan China mengatakan, mereka menghargai otonomi Hong Kong. Mereka juga dilaporkan telah ikut menandatangani surat terbuka mendukung Hong Kong dan mendukung gerakan anti ekstradisi di media sosial.
Partisipasi orang-orang China daratan menjadi indikasi bahwa gerakan di Hong Kong dapat menyebar ke China. Meskipun ada upaya dari pemerintah China dengan menyebut demonstran di Hong Kong sebagai pengkhianat.
Bahkan otoritas China dilaporkan memeriksa gawai para wisatawan saat kembali ke China. Gawai mereka diperiksa untuk membuktikan bahwa mereka tidak terlibat gerakkan di Hong Kong.
Diketahui, demonstrasi menuntut pencabutan RUU Ekstradisi Hong Kong. Mereka tidak ingin China mengontrol hukum di Hong Kong. Sementara pemerintah China menggambarkan para demonstran sebagai ekstremis. China juga menuduh Amerika Serikat ada di balik aksi demonstrasi itu. Karena beberapa demonstran membawa bendera Amerika sebagai simbol kebebasan.