REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Koalisi militer Arab Saudi mengatakan mereka menggelar serangan udara ke target militer pemberontak Houthi di sebelah barat daya Yaman. Tapi media Houthi menyebutkan serangan udara itu menghantam penjara dan menewaskan puluhan orang.
Selama empat tahun terakhir koalisi Arab Saudi berperang dengan kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman. Dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi Arab Saudi pada Ahad (1/9) koalisi itu menghancurkan sebuah gudang drone dan misil di Dhamar.
Stasiun televisi Houthi Al Masirah mengatakan serangan itu mengincar penjara. Sebanyak 40 jenazah sudah ditarik keluar dari rerentuhan.
Warga sekitar mengatakan ada enam serangan udara dan sebuah kompleks yang digunakan sebagai pusat penahanan juga terkena tembakan. Belum diketahui dengan pasti berapa jumlah korban dalam serangan udara tersebut.
"Ledakkannya kuat dan mengguncang seluruh kota, setelah itu bunyi ambulans terdengar sampai subuh," kata salah seorang warga.
Koalisi Arab Saudi yang didukung negara-negara Barat menyerang Yaman pada Maret 2013. Mereka berperang melawan Houthi setelah kelompok itu menggulingkan pemerintah yang diakui masyarakat internasional pada akhir 2014.
Beberapa bulan terakhir Houthi yang mengusai pusat-pusat populasi Yaman mulai meningkatkan serangan rudal dan drone ke Arab Saudi. Koalisi Arab menanggapinya dengan menyerang target-target militer Houthi.
Al Masirah mengutip kepala komite penjara Houthi Abdul Qader al-Mortada. Ia mengatakan pusat penahanan di Dhamar menampung 170 tahanan.
PBB sudah mencoba untuk mengurangi ketegangan di Yaman. Mempersiapkan negosiasi politik untuk mengakhiri perang yang telah membuuh puluhan ribu orang dan membawa Yaman ke jurang kelaparan.
Konflik ini dilihat sebagai pertarungan kekuasaan dan pengaruh antara Arab Saudi dan Iran di kawasan Timur Tengah. Houthi yang membantah boneka Teheran mengatakan mereka melawan sistem yang korup.