REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Seorang pria Muslim berencana mengambil langkah hukum terhadap gerai kopi Starbucks usai seorang barista menulis akronim kelompok teroris sebagai label pada minumannya. Miquel Aziz Johnson, seorang pria asal Philadelphia berusia 40 tahun yang mengenakan busana Muslim, mengatakan pada barista Starbucks namanya adalah Aziz.
Namun, ia justru melihat di gelas minuman yang dipesannya itu terdapat tulisan ISIS, sebuah akronim yang digunakan untuk mengidentifikasi kelompok teroris. Dalam sebuah pernyataan pada Washington Post, Starbucks membantah baristanya melakukan tindakan diskriminatif dengan menulis nama itu.
“Setelah menyelidiki, kami tidak percaya ini adalah kasus diskriminasi atau profil. Pelanggan mendekati dan memberikan nama Aziz. Barista salah mengeja kata itu. Kami telah berkomunikasi dengan Tuan Johnson dan meminta maaf atas kesalahan yang disesalkan ini,” ujar juru bicara Starbucks, Reggie Borges seperti dilansir Daily Sabah, Rabu (4/9).
Ini bukan kali pertama bagi Starbucks dituduh melakukan tindakan rasial. Tahun lalu, perusahaan itu menutup lebih dari 8.000 toko di Amerika untuk mengadakan pembekalan bias rasial bagi hampir 175 ribu pekerjanya. Itu dilakukan setelah dua lelaki kulit hitam yang duduk di Starbucks di Philadelphia ditangkap setelah karyawan menelepon 911 untuk melaporkan para lelaki itu melakukan pelanggaran.