Kamis 05 Sep 2019 08:29 WIB

Cathay Pacific Jadi Korban

Pemerintah Cina menuntut perusahaan itu memecat stafnya yang mendukung unjuk rasa.

Penumpang melewati konter Cathay Pacific di Bandara Internasional Hong Kong.
Foto: REUTERS/Bobby Yip
Penumpang melewati konter Cathay Pacific di Bandara Internasional Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Yeyen Rostiyani

Direktur utama perusahaan penerbangan Hong Kong Cathay Pacific Airways, John Slosar (63), mengundurkan diri, Rabu (4/9). Slosar akan digantikan oleh komisaris utama yang sudah menjabat sejak lama, Patrick Healy.

Perusahaan penerbangan ini tampaknya menjadi salah satu perusahaan terbesar yang menjadi korban unjuk rasa antipemerintah di Hong Kong. Alasannya, Pemerintah Pusat Cina menuntut perusahaan itu memecat stafnya yang terlibat atau mendukung aksi unjuk rasa.

Nilai saham Cathay naik 7,2 persen pada Rabu setelah media melaporkan bahwa RUU ekstradisi akan dicabut. Pada Agustus, Cathay menyatakan bahwa pemesanan tiket berkurang drastis akibat unjuk rasa.

Badan penerbangan sipil Cina menegaskan pada Agustus bahwa awak penerbangan yang terlibat dalam unjuk rasa menjadi ancaman bagi keselamatan. Badan tersebut meminta Cathay melarang mereka bertugas dalam penerbangan ke Cina daratan atau terbang di atas Cina.

Para pilot dan awak pesawat kemudian menggambarkan adanya teror tersamar. Terror itu meliputi kecaman, pemecatan, hingga pemeriksaan telepon pribadi oleh petugas badan penerbangan Cina.

"Waktunya amat mengejutkan," kata pengamat Bocom, Luya You, tentang pengunduran diri Slosar. "Ini saat yang amat tidak menyenangkan bagi Cathay." n yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement