Kamis 05 Sep 2019 12:37 WIB

Bangkok Paling Banyak Dikunjungi, Kalahkan Paris dan London

Tiga kota di Asia Tenggara masuk dalam daftar kota paling banyak dikunjungi di dunia.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Suasana Kota Bangkok, Thailand. Bangkok menjadi destinasi terfavorit turis internasional.
Foto: flickr
Suasana Kota Bangkok, Thailand. Bangkok menjadi destinasi terfavorit turis internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Bangkok, Ibu Kota Thailand menjadi kota terbanyak yang dikunjungi di dunia, mengalahkan dua kota yang selama ini dikenal lebih populer yaitu Paris dan London. Hal itu diungkapkan dalam sebuah survei yang dilaporkan dalam peringkat tahunan oleh MasterCard Inc pada Rabu (4/9).

Selama empat tahun berturut-turut, sekitar 22,8 juta orang berkunjung ke kota di Asia Tenggara itu. Sementara, Paris dan London berada di peringkat kedua sekaligus ketiga dengan jumlah masing-masing adalah 19,1 juta kedatangan di dua kota tersebut. Disusul berikutnya, ada Dubai yang tercatat meiliki 15,9 juta kunjungan. 

Baca Juga

Kembali ke Asia Tenggara, Singapura dan Kuala Lumpur menempati peringkat keempat dan kelima dalam kota yang paling banyak dikunjungi di dunia. Dalam peringkat 10 besar, daftar itu juga mencantumkan New York, Istanbul, Tokyo, dan Antalya di Turki. 

Dalam survei yang dilakukan, tercatat jumlah pengunjung internasional di 200 kota di seluruh dunia, tumbuh 76 persen dalam 10 tahun terakhir. Meski Bangkok telah lama berada di puncak daftar, namun beberapa waktu terakhir industri pariwisata Thailand menyatakan kekhawatiran atas jumlah kunjungan yang menurun ke negara tersebut, termasuk ke Bangkok. 

Jumlah kunjungan ke Thailand tercatat turun sebanyak 1,03 persen pada Mei lalu, hingga akhirnya kembali meningkat sebesar 0,89 persen pada Juni dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selama ini, pariwisata di negara yang dikenal dengan julukan Negeri Gajah Putih itu menyumbang sekitar 12 persen dalam perekonomian. 

Namun, pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah dan adanya kecelakaan kapal pada tahun lalu menyebabkan penurunan kedatangan warga dari negara Asia Timur itu di Thailand pada enam bulan pertama di tahun ini. Selain itu, penurunan jumlah  pengunjung dari China sebagian diimbangi oleh kedatangan orang India.

Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Yuthasak Supasorn mengatakan negaranya berharap untuk menyambut 2 juta wisatawan India pada 2019. Ia juga mengakui bahwa ini adalah langkah awal yang lebih cepat satu tahun dari target. 

Pada Agustus lalu, Pemerintah Thailand memperpanjang tidak diperlukan biaya sebesar 2.000 baht (65 dolar AS) untuk biaya visa-on-arrivals bagi para turis dari 18 negara. Termasuk di antara negara itu adalah Cina dan India. 

Terlebih, maskapai penerbangan berbiaya rendah kini semakin banyak, seiring meningkatnya populasi kelas menengah. Hal itu dipastikan akan membuat perjalanan semakin mudah dilakukan. 

"Mengingat hanya kurang dari 10 persen dari total populasi China yang memiliki paspor saat ini, potensi pasar China tidak akan pernah pudar," ujar Dilip Rajakrier, seorang kepala eksekutif untuk Minor Hotels.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement