REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pencari suaka dari Irak menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor UNHCR, Jakarta, Kamis (5/9) untuk menuntut agar segera dikirim ke negara Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Mereka menuntut dukungan dari masyarakat Indonesia dan UNHCR (Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pengungsi). Para pengungsi menggelar aksi untuk menyampaikan aspirasinya dengan membentangkan spanduk bertuliskan tuntutan mereka.
Koordinator aksi Khalil mengatakan bahwa mereka sudah berada di Jakarta sejak 5 sampai 7 tahun yang lalu. Namun, UNHCR dan pemerintah Indonesia belum memberikan kepastian status mereka.
“Aksi ini telah kami lakukan sejak minggu lalu dan akan terus dilakukan sampai kami mendapatkan keadilan dan tempat yang aman dan layak (shelter)," katanya.
Menurut dia, pencari suaka dari Irak berjumlah 500 orang datang ke Indonesia karena banyak pemeluk agama Islam yang diharapkan bisa membantu mereka.
“Beberapa hari yang lalu, kami unjuk rasa dengan membawa istri dan anak. Namun, petugas UNHCR hanya memberikan janji berupa kata-kata, tidak pernah ada tindakannya” katanya.
Muammar, pengungsi lain, mengungkapkan proses mencari suaka sangat lama dan tidak ada pihak yang mendukung. “Masalah kami adalah tidak ada makanan, dukungan, dan sekolah anak," kata Muammar yang datang ke Indonesia pada 2013. Ia tidak mau kembali ke negaranya karena banyak konflik dan sangat berbahaya.
Para pencari suaka yang sering berunjuk rasa di depang gedung UNHCR kini ditampung gedung bekas Kodim di Kalideres, Jakarta Barat. Mereka menunggu kepastian dari UNHCR untuk diberangkatkan ke negara tujuan.