Jumat 06 Sep 2019 06:30 WIB

Kelompok Anti-Islam Pegida Dilarang Berdemo di Dekat Masjid

Hal tersebut menyusul rentetan kekerasan yang dilakukan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Kelompok Pegida yang dikenal anti-Islam.
Foto: Telegraph
Kelompok Pegida yang dikenal anti-Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok anti-Islam dari Jerman, Pegida, dilarang oleh pemerintah setempat mengadakan demonstrasi kembali di dekat Masjid Eindhoven. Hal tersebut menyusul rentetan kekerasan yang dilakukan.

Wali Kota Eindhoven Jan Jorritsma, mengatakan kepada penyiar lokal organisasi yang hanya memiliki beberapa anggota tersebut dapat melakukan aksi demonstrasinya di alun-alun depan balai kota. Kendati demikian, ia menuturkan, aksi tersebut tidak boleh dilakukan di dekat Masjid Eindhoven. Wilayah tersebut menjadi zona yang terlarang untuk berpergian.

Baca Juga

Sebelumnya, pada akhir Mei lalu, demonstrasi di dekat masjid sempat berakhir dengan kerusuhan setelah ratusan penduduk setempat melakukan protes balasan. "Sejak saat itu, semua permintaan untuk unjuk rasa di dekat masjid telah ditolak," ujar Jan seperti dilansir Dutch News, Kamis (5/9).

Jorritsima juga menegaskan kebijakan itu akan berlanjut hingga waktu yang belum ditentukan. Ia menambahkan, hak untuk menunjukkan kebebasan berekspresi masih menjadi yang terpenting. Oleh karena itu, Jan memperbolehkan alun-alun balai kota menjadi satu-satunya tempat agar unjuk rasa bisa dilakukan. 

"Daerah tersebut memiliki keamanan yang terjamin," katanya.

Kelompok tersebut juga nyatanya memiliki kontroversi. Salah satunya adalah, ketua Pegida yang sempat dilarang memasuki Inggris pada Maret tahun lalu. Pendiri Kelompok Pegida, Lutz Bachman itu sempat ditolak ketika mendarat di bandara Stansted.

Bahkan tak lama setelahnya ia langsung dideportasi. Kunjungan tersebut awalnya untuk mengunjungi Tommy Robinson, mantan ketua English Defence League, yang merupakan cabang Pegida di Inggris. Border Force Inggris memiliki otoritas menolak setiap kedatangan yang bisa membuat suasana publik tidak kondisif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement